Suaminya lalu menambahkan, "Itu hasil dari menabung sedikit demi sedikit. Kalau ada rezeki, beli batu bata 100 buah. Ada uang lagi, beli material lainnya. Bikin rumahnya juga sendiri. Tiap sore, habis pulang kerja, bangun sedikit demi sedikit. Memang, sih, karena dana terbatas, tulang-tulang rumahnya kurang kuat." Bertahun-tahun Anang membangun istananya dan hanya semenit, hancur berantakan.
Saat buka puasa tiba, para pengungsi ini berbuka dengan makanan seadanya. Neneng (38) dan kakaknya, Dedeh (40), makan dengan lahap. "Cukuplah. Namanya saja keadaan darurat. Kami juga sahur bersama, berdesakan dalam satu tenda. Habis, bagaimana lagi? Rumah sudah hancur. Pasti nanti Lebaran kami masih di tenda."Henry Ismono