Bertahun-tahun Bangun Rumah, Hancur Dalam Semenit

By nova.id, Rabu, 9 September 2009 | 17:06 WIB
Bertahun tahun Bangun Rumah Hancur Dalam Semenit (nova.id)

Bertahun tahun Bangun Rumah Hancur Dalam Semenit (nova.id)
Bertahun tahun Bangun Rumah Hancur Dalam Semenit (nova.id)

"Ibadah shalat maghrib dilakukan dalam situasi memprihatinkan (Foto: Adrianus Adrianto) "

Saat gempa terjadi, Nung cuma sendirian di rumah. Tiga anaknya, Linda (19), Dede Resti (18), dan Santi (13) sedang ke ladang, sementara suami kerja di kota sebagai buruh bangunan. "Saya langsung lari keluar rumah. Di jalan, sudah banyak orang yang menjerit-jerit histeris." Ketika menoleh lagi ke rumahnya, "Ternyata sudah roboh. Saya cuma bisa menangis. Padahal, rumah itu kami bangun pelan-pelan. Baru empat tahun kami punya rumah. Sebelumnya tinggal di gubuk."

Suaminya lalu menambahkan, "Itu hasil dari menabung sedikit demi sedikit. Kalau ada rezeki, beli batu bata 100 buah. Ada uang lagi, beli material lainnya. Bikin rumahnya juga sendiri. Tiap sore, habis pulang kerja, bangun sedikit demi sedikit. Memang, sih, karena dana terbatas, tulang-tulang rumahnya kurang kuat." Bertahun-tahun Anang membangun istananya dan hanya semenit, hancur berantakan.

Saat buka puasa tiba, para pengungsi ini berbuka dengan makanan seadanya. Neneng (38) dan kakaknya, Dedeh (40), makan dengan lahap. "Cukuplah. Namanya saja keadaan darurat. Kami juga sahur bersama, berdesakan dalam satu tenda. Habis, bagaimana lagi? Rumah sudah hancur. Pasti nanti Lebaran kami masih di tenda."Henry Ismono