Batal Pamer Seragam Saat Lebaran (2)

By nova.id, Jumat, 28 Agustus 2009 | 03:39 WIB
Batal Pamer Seragam Saat Lebaran 2 (nova.id)

Batal Pamer Seragam Saat Lebaran 2 (nova.id)
Batal Pamer Seragam Saat Lebaran 2 (nova.id)

"Ade tak terima anaknya meninggal dengan cara yang tragis. (Foto: Dok.Pribadi) "

Tiap calon taruna, lanjutnya, memang harus ikut masa dasar pembinaan mental dan orientasi kedirgantaraan untuk proses adaptasi terhadap kehidupan asrama dan kedisiplinan selama mengikuti pendidikan.

"Nah, selama ikut kegiatan itu, almarhum sering mengeluh sakit demam, tetapi selalu dapat penanganan dari tim medis ATKP yang memberikan obat penurun panas. Sabtu (15/8), Hendra masih ikut kegiatan. Hari itu evaluasi akhir terhadap latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris, Red.).

Karena tak ada masalah, seperti biasa sebelum makan siang, seluruh calon taruna harus lari siang keliling lapangan ATKP. Pada putaran ke-empat, Hendra terjatuh hingga menderita luka gesek ringan pada bagian dada kiri dan pungung. Pembina segera memberi pertolongan. Setelah diberi obat, Hendra berusaha melanjutkan lari tapi sekitar 50 meter perjalanan, ia kembali jatuh. Kali ini, belakang pundak kirinya luka.

Singkat cerita, Hendra disuruh makan siang di kamar asrama, ditunggui seorang temannya. Saat sang teman keluar kamar, "Dia mendengar ada suara jatuh dan begitu masuk kamar, Hendra sudah tertelungkup dengan darah di sekitar kepalanya." Hendra pun segera dilarikan ke rumah sakit namun di tengah perjalanan nyawanya tak tertolong. "Jadi, Hendra meninggal karena sakit. Bukan dipukul seniornya," simpul Bambang.

Soal sering sakit, dibantah Ade. "Dia sehat, kok. Kalau anak saya tak sehat, tak mungkin dia bisa lolos masuk ATKP. Apalagi sampai dibilang anak saya suka mengantuk-antukan kepalanya, dikira sakit ingatan. Tak benar itu, makanya saya protes!" sergah Ade dengan nada tinggi. Debbi Shafinaz