Sarat Pelanggan Saat Ramadhan

By nova.id, Senin, 10 Agustus 2009 | 17:09 WIB
Sarat Pelanggan Saat Ramadhan (nova.id)

Sarat Pelanggan Saat Ramadhan (nova.id)

"Perawatan diberikan setelah konsultasi dengan ahli kecantikan (Foto : Ahmad Fadillah) "

Sejak 17 tahun lalu, ketika orang lain belum punya ide membuka salon khusus untuk perempuan, Hj. Yuyun Rahayu sudah memikirkan plus merealisasikannya. "Bisnis harus punya keunikan," kata pemilik Dewi Griya Kecantikan ini.

Mulanya, salon Yuyun cuma sederhana, di sebuah bangunan kontrakan daerah Bekasi. Belakangan, usahanya berkembang dan dalam waktu dekat ia sudah bersiap membuka cabang ke-4.

Salon milik Yuyun, sebenarnya tak beda dengan salon lain. Yakni memberi jasa perawatan dari ujung rambut sampai kaki. Bedanya, ia mengkhususkan pada pelangan perempuan. Para terapisnya juga kaum Hawa. "Pelayanan yang diberikan sesuai kaidah Islam. Kami, misalnya, tidak akan melayani permintaan hair extension," ungkap Yuyun yang selalu terlebih dulu mengecek bahan-bahan ke MUI untuk tahu apakah produk sudah disetujui MUI.

Para terapis dan karyawati bagian manajemen diwajibkan memakai jilbab. "Tiap minggu juga ada pengajian dan ceramah agama." Meski menerapkan kaidah Islam, "Salon ini bukan salon muslimah. Tamu nonmuslim tetap kami terima," kata Dewi dari bagian pemasaran.

Sekadar ingin mengenakan jilbab modis dan cantik, juga dilayani dengan ongkos Rp 50 ribu Itu sudah termasuk dipakaikan dan dapat pelajaran membuat jilbab yang cantik. Jika tak sempat datang ke salon, pelanggan juga bisa memanggil penata jilbab ke rumah. Mau beli berbagai perlengkapan busana muslim pun, tersedia. "Pendek kata, one stop shopping."

Selagi menikmati dilulur atau gunting perawatan rambut, biasanya pelanggan sering curhat atau sekadar berbagi gosip dengan tamu lain atau terapisnya. "Sebetulnya kami punya aturan, terapisnya tidak boleh terlibat terlalu jauh dalam masalah pribadi pelanggan." Belakangan, "rumpian" itu malah dijadikan peluang bisnis baru, yaitu memberi jasa konsultasi masalah keluarga dan keuangan dengan mendatangkan konsultan khusus.

Masih banyak lagi cara Yuyun menarik hati pelanggan. Kartu diskon khusus untuk pelajar, misalnya, ditujukan untuk pelanggan remaja. Selain itu, Yuyun juga memberi program konsultasi kecantikan gratis sejak sebulan sebelum puasa.

Di Medan, salon khusus perempuan juga mulai berkembang. Salah satu yang dirintis Mila Hayati (32). "Idenya justru dari pelanggan. Mereka minta salon khusus perempuan," kata wanita yang sudah 11 tahun bekerja dari satu salon ke salon lain. Lantaran usaha salonnya makin maju, Mila saat ini memindahkan salonnya dari kawasan Titi Kuning ke Jalan Setia Budi.

Seperti halnya Yuyun, Mila juga menolak pelanggan yang order penyambungan rambut. "Bahkan untuk menyanggul, pengecatan kuku, pencakokan bulu mata juga tidak kami layani," jelas ibu tiga anak ini.Sita, Debbi