Kualitas Global, Harga Lokal (1)

By nova.id, Jumat, 31 Juli 2009 | 03:46 WIB
Kualitas Global Harga Lokal 1 (nova.id)

Lupakan produk kecantikan dari luar. Kini sudah banyak produsen dalam negeri yang mampu membuat produk kecantikan yang murah, dari alami, dan dalam kemasan yang cantik. Bahkan beberapa diantaranya sudah menembus pasar luar negeri.

Kualitas Global Harga Lokal 1 (nova.id)

""

CakraPELANGGAN SAMPAI EROPA

Dulunya Anita Trisusilowaty (36) adalah pebisnis di bidang handycraft. Namun tahun 2002 ia banting setir sebagai pengusaha aromaterapi. "Ini bisnis yang punya prospek bagus. Di Surabaya belum banyak yang melakukan. Kebetulan saya juga suka hal yang natural," kata Anita.

Latar belakang sebagai sarjana Teknik Kimia membuat Anita lebih mudah saat melakukan uji coba membuat aromaterapi mulai dari mulai lilin, dupa, hingga essential oil dengan berbagai varian wewangian. "Setelah produk jadi ia mengenalan lewat online maupun berbagai pameran," jelas Anita yang memberi label produknya bernama Cakra.

Di luar dugaan ternyata respon pembeli sangat luar biasa. Pelanggannya tak hanya dari Indonesia tetapi juga dari Kanada, Jepang, dan Malaysia. Bahkan pelanggan itu tetap bertahan hingga sekarang. "Saya tidak sombong, pada awal buka tahun 2002 sampai 2003, sama sekali saya tidak pernah berhenti produksi. Bahkan saya benar-benar kewalahan," imbuh wanita berkulit putih tersebut.

Ia mengakui produk aromaterapi laku keras, karena memang sangat bermanfaat karena dari bebauan bahan-bahan alami tersebut akan bisa merubah mind, feeling dan mood seseorang menjadi lebih baik. Misalnya, kalau ingin hubungan suami istri di kamar tidur bisa lebih baik, maka sebaiknya di dalam kamar memakai aromaterapi dari essential oil yang berbahan bunga ylang-ylang. Atau, kalau ingin supaya anak-anak tidur lebih nyaman, sebagainya membakar lilin, dupa atau melalaui essential oil yang berbahan bunga lavender, green tea dan sejeninsya.

Dengan berjalannya waktu, lanjut Anita ia juga semakin memperbanyak jumlah produksi. Pada awalnya yang hanya berjumlah puluhan, tapi sekarang sudah berkembang sampai seratus lebih jenis. "Misalnya saja untuk essential oil, sudah ada berapa puluh macam. Itu belum lilin, dupa, ratus, dan sebagainya," ujar Anita yang tidak pernah absen mengikuti berbagai pameran tersebut.

Semakin hari selain menambah jenis produk, untuk mengembangkan usaha ia sengaja melebarkan sayap ke berbagai daerah yang ada di Indonesia. Selain pasar luara negeri, juga ke berbagai daerah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, sampai ke NTT. Yang menarik, dia tidak melakukan marketing dari satu tempat ke tempat lain, tapi sengaja mencari satu pembeli besar yang memang sudah memiliki jaringan di beberapa tempat.

"Misalnya saya masuk ke salon, tapi yang saya pasok itu adalah salon besar yang memiliki beberapa cabang. Jadi kerja saya lebih efektif dan ringan, karena mereka sendiri yang menyebarkan produk saya," papar Anita yang selain salon juga memasok ke toko dan galeri-galeri. Bahan aromaterapinya sendiri, lanjut Anita, Indonesia memang sangat banyak, meski ada beberapa macam yang memang harus impor. "Misalnya, kalau saya membuat essential oil bunga lavender, tentu saja bahan dasarnya harus impor dari Eropa," imbuh Anita lagi.Gandhi Wasono M.