Cintanya makin besar setelah ada pemain-pemain angkatan 1992, seperti David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, dan sebagainya. "Mereka itulah yang merebut treble winners tahun 1999. Jadi, saya suka MU karena sejarahnya, permainannya, pelatihnya, dan filosofi klubnya."
Kata Vona, MU adalah klub yang punya etos, tak cuma ditentukan pemain bintang. "Dari pemain muda, cadangan, sampai pemain utama, punya mainframe yng sama. Kata sang pelatih, Sir Alex, sebagus apa pun seorang pemain, kalau tidak bisa bekerjasama dengan tim, lebih baik keluar. Itu yang terjadi pada Beckham atau Jaap Stam," lanjut pengagum Wayne Rooney dan Rio Ferdinand ini.
Tak puas cuma jadi penonton, Vona pun hobi mendiskusikan permainan MU bersama sang ayah. "Sekarang diskusinya sama suami, Denny Kurniawan. Tapi kami musuhan, soalnya dia penggemar berat Chelsea." Tak heran jika hobinya menempel poster di kamar sekarang tak bisa ia lanjutkan. "Kalau saya tempel di rumah, suami pasti marah ha ha. Padahal, dulu saya punya poster favorit, MU The Legend, sebesar 1 x 2 meter, lho," ujar Vona yang menyimpan pernak-pernik MU koleksi di kantor. "Lebih aman" katanya sambil tertawa.
Menyambut kedatangan MU, selain sudah membeli tiket, ia berharap bisa melihat sesi latihan MU. "Kalau bisa, foto bareng. Tapi yang paling saya impikan adalah ketemu Sir Alex Ferguson. Dia itu orang luar biasa di belakang MU. Tanpa dia, mungkin MU tak bakal seperti sekarang."