Dari dunia gemerlap, mereka akan segera mengurusi rakyat. Banyak, lho, yang meragukan kemampuan para selebritis ini. Yuk, dengar kesiapan dan komitmen mereka.
Mantan artis dan anchor televisi swasta yang kini membuka praktek kenotariatan di Cibinong ini berhasil melenggang ke gedung parlemen DPRD DKI Jakarta. Tak percaya diri atau tak punya nyali langsung ke Senayan? "Ini bukan masalah nyali. Jangan ragukan dan pertanyakan lagi nyali saya. Ini masalah proses politik yang tidak bisa instan. Saya ini sepuluh tahun menjadi kader partai PAN. Ada beban moral bila saya langsung melaju ke Senayan. Saya ingin besar di lingkungan kecil lebih dulu. Kalau amanah yang lebih kecil bisa dilakukan dengan baik, enak. Setelah itu, baru ke scope yang lebih besar. Saya juga merasa, banyak masalah di DKI yang harus dibenahi. DKI itu, kan, cerminan dari bangsa Indonesia."
Ditemui Tabloid Nova, Aktivis gerakan reformasi tahun 1998 itu mengaku, dengan menjadi kader politik selama sepuluh tahun, ia tidak mempan "dikadali" lawan politik. Terlebih ketika proses kampanye pemilihan legislatif lalu berlangsung. "Saya bisa mengalokasikan waktu, dana kampanye, dan program dengan baik dan tepat sasaran. Biaya yang saya keluarkan 'cuma' Rp 200 juta," papar alumnus Fakultas Hukum Trisakti ini.
Lalu, persiapan apa lagi setelah terpilih? "Politikus itu harus selau belajar. Salah satunya, menghadapi intrik," katanya kepada Tabloid Nova. Soal kesibukannya yang akan semakin padat, Sekjen Komnas Perlindungan Anak itu meyakinkan, suaminya, Cyril Raoul Hakim, turut mendukung aktivitasnya. "Suami dan anak-anak sudah biasa saya tinggal, kok. Enggak masalah."RINI SULISTYATI