Siswa SD Korban 'Karaoke' Paksa

By nova.id, Jumat, 17 April 2009 | 00:16 WIB
Siswa SD Korban Karaoke Paksa (nova.id)

Meski sempat ditutup-tutupi pihak sekolah, kasus tiga siswa kelas 4 SDN 1 Jabon, Kabupaten Mojokerto, yang memaksa temannya sekelas melakukan perbuatan asusila, akhirnya mencuat juga ke permukaan.

Kasus yang menimpa FR tersebut diduga berlangsung hingga tiga kali. Kejadian terakhir pada 4 April 2009 membuat Abdul Rochim alias Zaidun, orangtua korban bertindak tegas, karena dia mengaku sudah berkali-kali meminta pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, pihak sekolah ternyata malah tidak pernah menanggapi laporan Zaidun dan menilainya mengada-ada.

Setelah orangtua korban mengancam akan melaporkan kasus tersebut kepada polisi dan media, barulah pihak sekolah menanggapinya. Para orangtua tiga pelaku dengan Zaidun dipertemukan dengan disaksikan staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Cabang Dinas Mojoanyar, Rabu (15/4).

Informasi di lapangan menyebutkan, kasus asusila yang dilakukan tiga anak kelas IV itu dimotori oleh BB. Bocah yang badannya lebih besar dibandingkan teman-temannya sekelas tersebut selama ini memang dikenal sebagai anak nakal.

Korban yang badannya kecil selalu menjadi sasaran BB. Mungkin karena takut dengan ancaman BB, korban tidak pernah berani menceritakan kejadian yang dialaminya itu kepada orangtuanya. Zaidun justru tahu cerita itu dari teman sekelas korban yang kebetulan bertetangga.

Tiga pelaku, BB, ST, dan RK, kemarin telah diinterogasi oleh seorang guru di sebuah ruangan terpisah. Namun, ketiganya menolak jika telah memaksa korban melakukan oral seks. Pelaku hanya mengatakan kalau korban hanya diminta memegang 'burung' mereka di kelas.

"Karena telah dipertemukan dengan orangtua pelaku, saya sudah bisa menerimanya," kata Zaidun yang ditemui Surya di rumahnya. Terlebih, orangtua ketiga pelaku sudah diminta pihak sekolah membuat surat pernyataan yang intinya menjamin kejadian tersebut tidak terulang.

Namun, hingga kini orangtua korban masih khawatir perkembangan psikologis anaknya jika tetap satu kelas dengan pelaku. Kepala Sekolah SDN I Jabon Insiyah ketika dikonfirmasi membantah, di sekolahnya telah terjadi kasus asusila. Tetapi dia mengakui kalau ada pertemuan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Di sini tidak terjadi apa-apa. Itu hanya isu yang disebarkan oleh orang-orang yang tidak jelas tujuannya," elak Insiyah. dos/surya