Lara Tersisa di Situ Gintung : "Selamat Tinggal Cirendeu!" (2)

By nova.id, Selasa, 7 April 2009 | 03:56 WIB
Lara Tersisa di Situ Gintung Selamat Tinggal Cirendeu! 2 (nova.id)

Lara Tersisa di Situ Gintung Selamat Tinggal Cirendeu! 2 (nova.id)

"Dok. NOVA "

Perasaan takut dan trauma pulang ke tempat tinggal semula, juga menghantui Anisa (13) dan Sabrina (4). Anisa menuturkan, betapa ia dan kedua adiknya amat ketakutan kala air bah tiba-tiba menghantam rumah petak warisan nenek yang ditinggalinya."Waktu itu saya masih mendengar azan Subuh. Tiba-tiba air sudah masuk kamar. Cepat sekali. Saya mau buka pintu, tapi Mama bilang saya dan adik-adik harus tetap di tempat tidur menunggu air surut. Baru duduk sebentar, kasurnya terangkat cepat sekali. Kasurnya terombang-ambing air karena diduduki Mama, Papa, saya, dan dua adik. Waktu kasurnya naik, kaki saya sempat kejepit kayu. Papa sampai kesulitan menarik kaki saya."Ketika kasur hampir menyentuh plafon rumah, Anisa panik. Takut tenggelam. "Papa lalu menjebol plafon yang sudah basah. Saya dan adik-adik takut banget waktu itu. Tapi Mama bilang kami harus terus berdoa dan saling berpegangan. Setelah plafon terbuka, kami pegangan kayu menunggu Papa menjebol genting. Satu per satu kami ditarik Papa dan disuruh duduk di genting."Ketakutan Anisa belum terhenti. Air bah terus naik sampai menenggelamkan genting rumahnya. "Untungnya, di samping rumah saya ada rumah tetangga berlantai dua. Papa mengajak kami pindah ke genting rumah tetangga itu. Lama kami tinggal di sana sampai air surut, baru datang bantuan yang menurunkan kami."Pengalaman buruk itulah yang kini membuat Anisa dan kedua adiknya trauma dan tak mau lagi tinggal di tempat semula. "Rumahnya sudah hanyut. Saya enggak punya apa-apa lagi. Enggak punya seragam, sepatu, dan tas sekolah. Bu Guru bilang, saya boleh libur seminggu. Setelah itu harus masuk sekolah lagi. Tapi kalau sekolah, enggak punya seragam," tutur siswa kelas satu MTS Pondok Pinang ini memelas."CINTA SAYA PADA MEREKA DUNIA-AKHIRAT"Air bah Situ Gintung juga menghanyutkan Ety Susilowati (48), istri Oscar Anwar (53), sutradara drama TVRI Pusat. Selain istri, Oscar juga kehilangan empat anaknya tercinta, Reagent (25), Yogi (21), Fani (16), dan Alfiana (13).Waktu musibah datang, Oscar tengah syuting di Semarang. "Saya berangkat Minggu (22/3). Itulah pertemuan saya dengan istri dan kedua anak perempuan saya Fani dan Alfiana. Sebelum saya berangkat, mereka semua mencium tangan saya. Hubungan kami sekeluarga sangat erat. Anak-anak dan kedua orangtuanya bagai sahabat baik," tuturnya.Kamis sore sebelum musibah datang, Oscar sempat telepon ke rumah di Cirendeu yang berjarak dua kilo dari Situ Gintung. "Saya tanya, mereka kangen atau tidak. Istri saya bilang, kangen. Sedang kedua anak saya menanyakan kapan saya pulang. Enggak ada firasat apa-apa saat itu. Eh, paginya kejadian. Sekarang saya baru ingat, waktu istri saya menata baju-baju saya untuk pergi ke Semarang, kelihatannya dia ogah-ogahan. Padahal, selama ini dengan senang hati dia menata baju saya setiap kali ke luar kota."Sebenarnya, lanjut Oscar, ia memiliki rumah di kawasan Kunciran Mas Permai, Tangerang. Tapi berhubung anak sulungnya Reagent kuliah di UMJ, ia lalu membeli rumah seluas 50 meter pesegi di Cirendeu. "Selama ini, rumah itu nyaman saja kami tinggali. Kebanjiran air dari Kali Pesanggrahan, sudah biasa. Yang tak saya duga, ternyata kena musibah Situ Gintung. Selama empat tahun tinggal di Cirendeu, saya pikir Situ Gintung hanya nama tempat. Enggak ada situ-nya."Kini Situ Gintung telah membuat Oscar sebatang kara. "Saya tahu rumah saya rata dengan air dari berita di televisi sekitar jam 11.00. Saya kaget sekali. Usai salat Jumat, saya terbang ke Jakarta. Tiba di Cirendeu, istri dan anak saya sudah enggak ada. Kata adik saya, mereka di RS Fatmawati. Ternyata anak-anak saya sudah jadi mayat."Sementara sang istri, kata Oscar, istri tak ditemukan. "Saya stres berat. Hidup saya sekarang ini sebatang kara. Cinta saya pada mereka dunia-akhirat. Waktu menikah, saya pernah janji sama istri, cinta saya kepadanya dunia-akhirat. Tapi karena anak-anak dan istri itu titipan Allah, maka saya ikhlaskan saja. Lillahi taalla."Yang membuat Oscar kecewa, ia dan istrinya berencana menikahkan anak sulung mereka Agustus mendatang. Lamaran sudah dilakukan. "Anak saya kerja di bank swasta, calon istrinya sarjana hukum. Mereka teman kuliah. Saya dan istri sudah kepengin punya cucu."Rencana hidup Oscar ke depan? "Meninggalkan Cirendeu selamanya. Saya akan tinggal di Kunciran Mas Permai. Habis, enggak ada istri dan anak-anak lagi. Lahan di Cirendeu entahlah mau diapakan. Terserah pemerintah. Mungkin bisa dihibahkan atau dijual saja. Sebab, kalaupun dibangunkan rumah lagi oleh pemerintah, saya rasa tidak akan kuat lagi tinggal di sana. Saya sudah putus harapan," ujar Oscar yang amat berharap istrinya ditemukan.Beberapa tahun ke depan, Oscar yang bekerja di TVRI sejak tahun 1978, akan memasuki masa pensiun. Semula ia berencana menikmati masa pensiun bersama istri dan cucu-cucu. "Tapi kini semua harapan itu punah sudah."

Rini Sulistyati