Lenny yang menerima Warta Kota di rumahnya di Legok, Kabupaten Tangerang, Jumat (3/4) petang, mengatakan bahwa Elen cukup terbuka. Kepada Lenny, Elen selalu menceritakan teman-teman prianya dan minta pendapat sang ibu."Dengan tiga teman laki-laki yang pernah dikenalkan ke saya, tidak ada yang berlanjut hubungannya. Mungkin tidak cocok dan dia masih memilih-milih," kata Lenny.
Ketiga pemuda itu adalah Edo, Adi, dan Rian. Menurut Lenny, ada juga pemuda yang suka kepada Elen namun putrinya tidak menanggapi. Pemuda tersebut adalah Niko.
Lenny juga membenarkan bahwa Elen gemar difoto dan memiliki minat di dunia model dan entertainment. Bahkan Elen pernah menjadi bintang iklan produk komestik dan berkali-kali jadi presenter acara off air.
Tentang AM, fotografer pada agensi model, yang diperiksa penyidik Polda Metro Jaya karena diduga terkait dengan tewasnya Elen, menurut Lenny, ia tak kenal AM. "Siapa ya laki-laki itu? Saya malah belum dapat kabar dari polisi," ujarnya.Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes M Iriawan mengatakan bahwa AM, pada Kamis (2/4) dimintai keterangan sejak pagi hingga malam. "Dia dibebaskan setelah kita mintai keterangan, dia bukan orang yang terekam di CCTV," katanya di Mapolda Metro Jaya, Jumat siang.
Sebelumnya, Iriawan mengatakan bahwa Elen adalah korban cinta segi tiga. Keterangan yang dihimpun Warta Kota, Elen diduga dihabisi temannya. Polisi mencurigai seorang pria yang terekam kamera keamanan Pacific Place (lokasi pembunuhan Elen). Wajah pria tersebut mirip dengan salah satu rekan Elen di akun Elen pada situs jejaring sosial Facebook.
Seperti diberitakan, Elen ditemukan tewas di tangga darurat antara lantai enam dan tujuh Pacific Place, mal mewah di sebelah hotel papan atas The Ritz Carlton di pusat bisnis SCBD, Selasa, 17 Maret lalu. Mayat Elen dengan luka sayat pada leher dan perut ditemukan sekitar pukul 19.00 oleh petugas kebersihan.
Seseorang yang dekat dengan keluarga Elen juga mengatakan bahwa Elen, saat bekerja di sebuah bank swasta terkenal, disukai oleh bosnya. Namun Elen menolak cinta sang bos. Dia pun keluar dari bank swasta itu dan mencari tempat kerja baru.
Kasus Nasrudin.Sementara itu, hingga kemarin, pengungkapan kasus penembakan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), Nasrudin Zulkarnaen, juga belum tuntas. Kombes M Iriawan mengatakan hasil uji balistik terhadap peluru yang menewaskan Nasrudin belum selesai. Uji balistik ini untuk untuk mengetahui jenis senjata api yang digunakan si pelaku.
Sumber di Polda Metro Jaya mengatakan senjata yang digunakan untuk membunuh Nasrudin diduga Revolver kaliber 38. Dugaan ini didasarkan pada proyektil yang sempat bersarang pada kepala korban. Proyektil tersebut diangkat saat Nasrudin dirawat rumah sakit.
Menurut sumber tersebut, ada perbedaan yang menonjol antara senjata Revolver dan FN. Pada Revolver, saat peluru dimuntahkan, yang keluar hanya proyektilnya. Sedangkan pada FN, yang keluar proyektil berikut selongsongnya. Pada kasus penembakan Nasrudin, polisi tidak menemukan selongsong peluru di lokasi kejadian.
Informasi lain, ada kemungkinan pembunuhan Nasrudin diduga bermotif rebutan wanita cantik. Kabarnya, ada seorang tokoh yang sakit hati karena wanita cantik idamannya berhubungan dengan Nasrudin. Tokoh ini lantas memerintahkan penembakan itu.
Nasrudin ditembak di kompleks Modernland, Kota Tangerang, pada Sabtu, 14 Maret lalu. Saat itu, Nasrudin berada di mobilnya seusai main golf di padang golf Modernland. Nasrudin merupakan direktur pada perusahaan yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN).
Celestinus Trias HP/Gde Moenanto/warkot