70% Ibu-ibu Kaya Ngirit

By nova.id, Jumat, 3 April 2009 | 07:32 WIB
70 Ibu ibu Kaya Ngirit (nova.id)

70 Ibu ibu Kaya Ngirit (nova.id)

"Ilustrasi: Dok. NOVA "

Hasil riset pasar PT IPSOS Indonesia menunjukkan bahwa 70 persen ibu rumah tangga dari 500.000 responden yang berasal dari kalangan menengah atas menyatakan akan mengurangi pengeluarannya atau akan berhemat. Bahkan 53 persen responden berencana mencari tambahan pendapatan.

Riset pasar IPSOS Indonesia dilakukan awal Februari 2009 di Jakarta dan hasilnya dipaparkan di JW Marriot Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/4).

Managing Director IPSOS Indonesia, Iwan Murty, mengemukakan, berbagai cara dilakukan para ibu rumah tangga dalam berhemat. Di antaranya mengurangi pos-pos tertentu sebesar 27 persen, mengurangi konsumsi 24 persen, memebeli produk kemasan yang lebih kecil 19 persen, berganti merek yang lebih murah sebesar 13 persen.

"Bahkan ada yang menunda pembelian sebesar delapan persen, dan berhenti mengkonsumsi sebesar delapan persen," papar Iwan Murty.

Sementara itu pos-pos pengeluaran yang cenderung dikurangi umumnya adalah pengeluaran tertier. Misalnya belanja pakaian, makan di luar rumah, jalan-jalan di mal, dan pengurangan uang saku anak.

Sedangkan pos-pos pengeluaran sekunder yang dikurangi di antaranya biaya listrik, belanja produk-produk komestik dan perawatan kulit, serta pembelian pulsa telepon seluler.

Sejumlah ibu rumah tangga yang disurvei mengaku memiliki kiat meminimalkan pengeluaran dengan cara mengurangi konsumsi beberapa barang rumah tangga yang biasa digunakan seperti susu, detergen, produk perawatan kulit, snack, dan produk pembersih rumah. "Untuk kebutuhan primer mereka hanya mengubah cara. Kalau sebelumnya mereka membeli beras 10 kilogram sekaligus, saat ini hanya 5 kilogram," ujarnya.

Iwan Murty juga mengemukakan bahwa kondisi konsumen dalam negeri tak berbeda dengan konsumen di negara-negara Asia Pasifik lainnya. "Mereka mencari solusi bagaimana mengatasi kondisi keuangan yang terbatas," katanya.

IPSOS juga melakukan survei secara online yang melibatkan 1.000 responden juga dengan tingkat penghasilan menengah dan atas di negara-negara India, Korea Selatan, China, Jepang, dan Australia.

Namun, mengahdapi perubahan konsumen ini, CEO IPSOS Asia Pasific,Rodrigo Tony, menyebutkan konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung bersifat optimistis. Akan tetapi, secara umum mereka juga memiliki pandangan negatif yang sama dengan konsumen di belahan dunia yang lain.

Dari hasil riset itu, PT IPSOS Indonesia mengusulkan lima strategi marketing yang bisa dilakukan produsen ketika resesi melanda. kelima strategi itu ialah memberikan nilai tambah tanpa perlu memotong harga, tetap beriklan, mengganti pesan komunikasi dari merek aspirasi ke merek terjangkau, terus memonitor perubahan perilaku konsumen, serta terus berinovasi.

Willy Pramudya/wartakota