Cerita Keluarga Korban Situ Gintung

By nova.id, Senin, 30 Maret 2009 | 04:37 WIB
Cerita Keluarga Korban Situ Gintung (nova.id)

Cerita Keluarga Korban Situ Gintung (nova.id)

""Tolong carikan keluarga kakak saya," tutur Kokom dengan wajah memelas. (Foto: Hasuna/NOVA) "

Musibah jebolnya tanggul Situ Gintung di Ciputat, Jakarta Selatan, menyisakan sejuta duka bagi para keluarga korban tewas.Kokom (37) tak pernah menduga, kejadian Jumat (27/3) subuh itu menyisakan kenangan terburuk selama hidupnya. Baru saja usai salat Subuh, masih mengenakan mukena, ia mendengar suara gemuruh. Blaaaar... "Tiba-tiba rumah saya jebol dihantam air lumpur yang datang bergulung-gulung."Belum hilang kagetnya, ia dikejutkan dengan munculnya sebuah mobil yang ikut "nyelonong" bersama air bah tadi. "Orang yang di dalam mobil teriak-teriak minta tolong, tapi saya tidak bisa menolongnya," kenang Kokom saat ditemui di salah satu tempat pengungsian di kampus STIE Ahmad Dahlan.Dalam suasana panik, ia segera menarik Intan (17), anak tunggalnya, yang saat itu tengah tidur. Juga ibu dan neneknya. "Bolak-balik kami jatuh karena berlari. Saya malah sempat hanyut terbawa arus. Untung ada tetangga yang menarik sehingga saya bisa selamat."Harta-bendanya, tak ada yang tersisa. "Semua hanyut. Lemari saya malah nyangkut di kuburan," ujar Kokom sambil menunjuk ke arah belakang kampus. Tapi yang membuatnya lebih sedih, ia kehilangan kakaknya, Burhanudin (55). Sampai Jumat sore, pasangan Burhanudin dan salah satu anak mereka, Rizki (17), belum diketahui nasibnya. Sedangkan anak perempuan Burhanudin, Indah Mawardah (7), ditemukan tewas.Burhan, kisah Kokom, tinggal tak jauh dari rumahnya. "Bertahun-tahun tinggal di sini, tidak pernah ada peristiwa seperti ini. Entahlah bagaimana nasib kakak saya dan keluarganya. Mudah-mudahan mereka segera ditemukan."TERTIMPA BALOKKehilangan kakak tercinta, juga dialami Tince (46). Saat ditemui, ia tengah menunggui jenazah kakaknya, Mimin (60), dimandikan di mushola kampus. "Selain Mimin, anak lelaki dia dan satu cucunya juga tewas." Ketika musibah terjadi, anak lelaki Mimin langsung menggendong bayinya dan berusaha menyelamatkan ibunya yang tengah sakit. Sayangnya, si bayi lepas dari gendongan, sementara dia dan Mimin langsung tertimpa balok-balok rumah yang hanyut ke rumah mereka."Saya jadi menyesal belum sempat menengok dia selama sakit dan entah kenapa, Kamis malam sebelum kejadian, pikiran saya ke Mimin terus. Kayaknya, ingin sekali ketemua dia. Ternyata..." kata Tince dengan tersendat.Sementara Adista (45), langsung histeris ketika mendapati anak angkatnya, Liarti (27), tewas. Lia, kata Adista, kos di Ciputat. "Sudah 4 tahun dia jadi make-up artist di rumah produksi saya. Sejak itu pula, Lia jadi anak angkat saya. Dia baik dan alim."Padahal, tutur Adista, Kamis sekitar jam 22.30, "Lia masih telepon. Dia bilang, ingin pulang ke rumah saya untuk bantu-bantu di rumah. Kagetlah saya waktu Jumat pagi dapat kabar dia meninggal."

Hasuna Daylailatu, Edwin Yusman