Cara Gampang Jadi Pedagang

By nova.id, Senin, 25 Agustus 2008 | 06:25 WIB
Cara Gampang Jadi Pedagang (nova.id)

Cara Gampang Jadi Pedagang (nova.id)

"Foto: Ahmad Fadillah/NOVA "

Ingin ikut mengais rezeki dari bisnis mukena? Jadilah pedagang saja. Anda cukup memesan ke salah satu pengrajin mukena dari Tasik. Transaksi bisa dilakukan lewat telepon, barang pun dikirim ke rumah Anda. Rata-rata pengrajin mukena di Tasik memang tidak menjual sendiri produksinya. Mereka hanya membuat berdasar pesanan.Selain via telepon, bisa juga dengan cara menemui para pedagang mukena Tasik di Tanah Abang. Baik di kios-kios di JACC, Kebon Kacang, maupun depan Stasiun Kereta Api Tanah Abang. Mereka selalu datang tiap Senin dan Kamis.Soal pengiriman, ada banyak pilihan. Biasanya, pengrajin mengirim lewat jasa paket langganan mereka. "Saya tinggal minta kuli angkut untuk mengantar. Biaya dibebankan ke pemesan setelah barang datang," jelas Titik yang punya beberapa pedagang langganan dari luar Jawa. "Ada, sih, yang ambil langsung ke kios di Tanah Abang. Mungkin mereka yang datang karena juga mau membeli barang-barang lain. Tapi kebanyakan, sih, dikirim."Pengrajin juga bisa mengirim barang langsung dari Tasik. "Bisa lewat biro jasa, travel, atau bus. Tergantung kemauan pemesan, mau dikirim lewat apa," ujar Ndang.Soal harga jual, semua diserahkan ke pemesan. "Ada, lo, yang menjual harga dua kali lipat dari harga kami. Ya, itu, sih, rezeki dia. Bagi kami, yang penting pesanan datang dan pembayaran tepat waktu. Maklum, modal kami, kan, terbatas," tambah Titik.Murah Tapi dari "Limbah"Ingin mukena dengan kualitas kain menengah ke atas tapi harganya murah? Hubungi saja Baharudin (62). Pria yang tinggal di Kampung Cigantung, Leuwi Beudah, Tasik ini khusus membuat mukena dari limbah kain pengrajin mukena di Cimawate. Limbah di sini, bukan berarti bekas, tetapi kain yang cacat bordirnya.Limbah yang dibeli dengan harga Rp 5 ribu per Kg ini, lalu dipilah-pilah menurut potongannya. Kemudian Baharudin "mereparasi" bordir-bordir yang cacat itu. "Kalau cacatnya banyak, terpaksa dibongkar. Kalau sedikit, bisa ditimpa dengan benang yang warnanya sama."Butuh ketekunan khusus untuk "mereparasi" bordir yang catat. "Mungkin di sini hanya saya yang bisa melakoni usaha ini karena memang dibutuhkan ketelitian," kata Baharudin. Itu sebabnya, ia tak bisa memproduksi dalam jumlah banyak.Setelah "direparasi", Baharudin menjamin tak ada lagi cacat. Untuk mukena produksinya ini, Baharudin menghargai antara Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu per kodi. "Dijamin lebih murah, deh," katanya berpromosi.Sukrisna