Orangtua ABG Tuntut Bos Pijat

By nova.id, Senin, 18 Agustus 2008 | 08:09 WIB
Orangtua ABG Tuntut Bos Pijat (nova.id)

Orangtua ABG Tuntut Bos Pijat (nova.id)

"Foto: Dok.NOVA "

Puluhan anak baru gede (ABG) yang pernah dididik menjadi tenaga pemijat plus di Hotel C, Jakarta Barat, Sabtu (16/8) malam dipulangkan ke rumah orangtua masing-masing di Subang, Jawa Barat.Meski mereka sudah menghirup udara bebas, para ABG ditemani orangtua mereka dan puluhan warga sekitar menyerbu rumah perempuan setengah baya, War, penyalur tenaga kerja yang menjerumuskan mereka ke bisnis pijat plus. Desak Polisi Usut TuntasMereka tidak bisa menerima perlakuan buruk selama menjalani pelatihan pijat plus. Karena itu, mereka mendesak polisi agar menyeret bos pijat plus dan War ke meja hijau.Begitu delapan ABG yang nyaris menjadi korban eksploitasi anak di bawah umur itu tiba di rumah orangtuanya, mereka langsung memburu penyalur War. "Kami akan menuntut dia (War), karena telah membohongi anak kami," kata Yuli, kakak salah satu korban ketika dihubungi Warta Kota, Minggu (17/8) siang.Namun, ketika warga mendatangi rumah War, perempuan ini malah balik menantang. War bersikukuh tidak bersalah dalam kasus ini. "Silakan laporkan ke polisi. Saya tidak takut. Saya tidak bersalah," tutur Yuli menirukan ucapan War.Mendengar tantangan War, kata Yuli, warga semakin marah. "Sempat terjadi adu mulut antara warga dan War," katanya.Yuli mengatakan, War nyaris menjadi bulan-bulanan warga yang marah karena telah dua kali membohongi. "Pertama War meminta uang pelicin dari anak-anak yang akan dipekerjakan. Kedua, pekerjaannya tidak bisa kami terima, karena sebagai pekerja seks komersial (PSK)," ujarnya.DitangkapWarga mendesak polisi agar War ditangkap. Sebab, mereka khawatir akan ada ABG lainnya menjadi korban War. "War bilang, polisi tidak mungkin menangkapnya," kata Yuli yang menilai War menantang warga dan sombong.Setelah rumahnya digerebek warga, War langsung menghilang. War mengaku akan pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan masalah ini.Sepak terjang War dalam mencari ABG yang akan dijadikan korban eksploitasi seks bukan baru pertama kali. Warga sekitar mengatakan, sudah puluhan ABG yang dibawa War untuk dijadikan PSK.Sumber Warta Kota di Hotel C mengatakan, selain bertugas sebagai pencari ABG (calon pemijat plus), War juga diketahui sebagai salah seorang pengajar terapis.Seperti diberitakan Warta Kota, ABG yang direkrut War kemudian disekap di sebuah gedung. Selama tiga bulan, ABG itu dilatih menjadi tenaga pemuas nafsu. Pelatihan yang diberikan kepada para ABG itu sangat tidak manusiawi. Mereka diperlakukan seperti hewan.Petugas Polrestro Jakarta Barat yang mendapat laporan langsung menggerebek hotel yang terletak di Jalan Latumenten, Jelambar, Grogolpetamburan itu. Puluhan Abg yang akan dijadikan tenaga pemijat plus dibebaskan dari tempat itu. Setelah diperiksa, petugas menetapkan dua tersangka. Mereka adalah Ines dan Tini, keduanya adalah pelatih terapis di Hotel C tersebut. Beberapa petinggi hotel dan bos pijat plus terlihat ikut diperiksa petugas, meski kemudian dibebaskan.Sementara itu, seorang mantan pemijat di hotel tersebut mengatakan, para ABG yang dilatih di penampungan itu akan dikirim ke sejumlah cabang hotel tersebut. "Selain di Latumenten, ada tiga cabang hotel lain di Jakarta," kata mantan pemijat tersebut.Dia mengatakan, Hotel C di Latumenten beroperasi sejak tahun 2002. Keuntungan yang besar dari bisnis pijat plus ini membuat pemiliknya bisa dengan cepat membuka cabang lain. "Dalam waktu dekat, mereka juga akan membuka cabang di daerah Manggabesar, Tamansari, Jakarta Barat," ujarnya.Dalam sehari, katanya, Hotel C bisa memperoleh keuntungan Rp 50 juta. "Keuntungan ini setelah dipotong berbagai biaya, termasuk membayar sogokan kepada oknum petugas," tuturnya.Dia mengatakan, dalam sebulan, pihak hotel harus menyediakan uang paling tidak Rp 30 juta untuk membayar sogokan. "Ada yang diberikan dalam bentuk tunai, tapi ada juga berupa minuman atau makanan," ungkapnya.Penggerebekan petugas kepolisian di hotel itu, katanya, sempat membuat pemilik hotel terkejut. "Karena orang yang disogok juga termasuk oknum petugas," katanya. Oknum yang menerima sogokan tersebut, katanya, mulai dari tingkat wilayah sampai ke pusat.Selain memberikan uang, pihak hotel juga kerap memberikan fasilitas gratis untuk para oknum petugas. "Terkadang mereka juga suka membawa rekan-rekannya," ujarnya.

(tos) wartakota