Hingga Jumat (1/8) lalu, sebelas jenazah korban pembunuhan berantai Verry Idham Henyansyah alias Ryan berhasil ditemukan. Polisi masih terus melakukan penyidikan dan pencarian bukti-bukti baru.Kasus pembunuhan berantai Ryan hingga kini tercatat sebagai kasus kriminal terbesar sepanjang tahun 2008. Setelah lima korban berhasil diungkap, aparat kembali menemukan enam korban terkubur di halaman belakang rumah Ryan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Jombang, Jawa Timur, Senin (28/7) lalu.Keenam korban yang ditemukan dalam penggalian kedua itu adalah Nanik Hidayati dan putrinya Silvi Ramadhani, Agustinus Setiawan, Zainul Abidin, M Aksoni, dan satu lagi belum teridentifikasi. Jadi, hingga Jumat (1/8) total 11 korban ditemukan.Ada dua hal yang sejauh ini diduga sebagai motif melakukan kejahatan, yakni persoalan asmara sesama jenis dan materi. Misalnya, Agustinus yang menghilang bersama uang koperasi yang dia bawa sejumlah Rp 71 juta. Sementara Aksoni yang berasal dari Desa Slawe, Tarik, Sidoarjo, raib bersama sepeda motornya. Motor tersebut akhirnya ditemukan di rumah kakak Ryan, Mulyo Wasis.Hal ini sempat menimbulkan kemungkinan keterkaitan keluarga Ryan dalam melakukan pembunuhan. "Tapi kami masih terus melakukan pemeriksaan, biar persoalannya makin jelas," tegas Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Puji Astuti.Sementara, hasil tes kejiwaan Dikdokkes Polda Jatim menyatakan, Ryan tidak menderita gangguan jiwa alias dengan sadar melakukan perbuatan pada korban-korbannya. Hasil tes juga menunjukkan terdapat gangguan orientasi seksual (homoseksual) dan prilaku Ryan yang sangat sensitif dan mudah marah. Dengan demikian, Ryan tak bisa lepas dari jerat hukum.Setelah 11 korban, polisi kembali melakukan penyisiran di beberapa titik yang diduga sebagai tempat pemakaman. Polisi melibatkan lebih dari 20 tukang gali tanah yang disebar di berbagai titik rumah Ryan, diantaranya areal sekitar bekas kolam ikan lele, lantai kamar Ryan, serta septic tank.Tapi, hingga Jumat sore upaya petugas tidak membuahkan hasil dan untuk sementara pencarian dihentikan. "Sekarang kami akan melakukan evaluasi lagi. Untuk menentukan apakah perlu dilakukan pengalian lagi atau tidak," kata Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Kasianto.Sementara, saksi kasus ini juga semakin bertambah hingga lebih dari 25 orang. Rabu (30/7) kemarin polisi memeriksa enam orang yang mengaku pernah diminta tolong oleh Ryan maupun ibunya, Siyatun, menggali tanah di belakang rumah yang ternyata dijadikan sebagai kuburan para korban.Para penggali itu adalah Sarto, Budiono, Sunggono, Slamet, Supardi dan Solikan. Kepada polisi Sarto dan Budiono mengatakan, diminta Ryan maupun ibunya menggali tanah dengan alasan untuk kolam ikan lele. Sementara Supardi mengaku diminta menggali lubang di samping septic tank, April lalu.Polisi saat ini juga tengah berusaha menjaring informasi sebanyak mungkin dari masyarakat tentang data-data orang-orang yang hilang. Sebab sampai saat ini ada satu jenazah yang belum teridentifikasi alias Mr X. Ironisnya, Ryan mengaku sudah lupa. Memang hingga sekarang keterangan Ryan masih sering berubah-ubah. Karena itu ada rencana Ryan akan dipasangi pendeteksi kebohongan.Sejak kasus Ryan mencuat sebagai berita nasional, Desa Jatiwates yang berjarak sekitar 20 km dari kota Jombang mendadak ramai oleh pendatang dan pedagang dari berbagai daerah. Kedatangan ribuan orang tersebut memberi rezeki dadakan bagi sebagian warga setempat.Puncak keramaian terjadi pada pengalian kedua. Lima tempat parkir dadakan yang memanfaatkan tanah atau halaman rumah warga di lima pedukuhan, yaitu Pasinan, Sumbersuko, Wates, Maijo dan Jatisari masing-masing mendapat masukan sekitar Rp 8 juta lebih.Untuk satu motor dipatok Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu, sedangkan untuk mobil Rp 5 ribu. Itu belum termasuk penjual makanan minuman yang jumlahnya mencapai 50 orang penjual. "Meski keramaian ini mendatangkan berkah bagi sebagian orang tapi saya berharap kejadian ini jangan sampai terulang lagi," imbuh Machmud, Kepala Desa Jatiwates, sambil tertawa.GANDHI WASONO M