Kasus Pembunuhan Berantai Ryan, Proyek Miliaran Berujung Kematian

By nova.id, Senin, 28 Juli 2008 | 10:19 WIB
Kasus Pembunuhan Berantai Ryan Proyek Miliaran Berujung Kematian (nova.id)

Kasus Pembunuhan Berantai Ryan Proyek Miliaran Berujung Kematian (nova.id)

"Foto : Sutono / Surya "

Kasus mutilasi Heri Santoso, Sabtu (11/7) lalu, menguak misteri serangkaian pembunuhan yang dilakukan Verry Idham Henyansyah (sebelumnya ditulis Feri Idham Ariansyah) alias Ryan. Empat korban kesadisan Ryan ditemukan di Jombang. Diperkirakan masih ada beberapa korban lain.Penantian panjang Tiarma Tambunan (66) usai sudah. Ia yakin salah satu dari empat mayat yang ditemukan di belakang halaman rumah Verry Idham Henyansyah alias Ryan adalah anaknya, Ir. Ariel Somba Pamungkas Sitanggang (34).Ari -demikian Ariel disapa- sangat dekat dengan Tiarma.Kepergian Ari membuat Tiarma berulang kali pingsan, apalagi dikatakan pula putranya seorang gay, "Sejak kecil Ari berkelakuan layaknya anak laki-laki pada umumnya. Sangat aktif, senang main mobil-mobilan, dan ngumpul sama teman-temannya."Lebih dari setahun, Ari yang lulusan Institut Pertanian Bogor jurusan Tehnik Industri ini, bekerja sebagai Agent Property independen. Ari ngekos di Jl Karet Pedurenan Raya, Setia Budi, Jaksel. Di kos inilah ia berkenalan dengan Ryan dan Noval. Kamar mereka hanya berjarak satu kamar dengan kamar Ari.Rumah kos yang dipilih Ari sangatlah mewah. Dengan biaya sewa Rp 2,6 juta perbulan, setiap penghuni kos bisa menikmati fasilitas kamar mandi, AC, televisi, kulkas, hotspot, laundry, dan lahan parkir yang luas. Memang mayoritas penghuni kos yang tinggal di sana adalah karyawan yang bekerja di perkantoran sekitar Setia Budi dan Kuningan.PROYEK 2 MILIARBagaimana Ari bisa hilang? Diceritakan sang kakak, Dion, 13 April lalu, Ari menelepon dan bercerita kalau ia baru saja ditawari proyek oleh seorang teman kos untuk merenovasi tempat tinggal dan rumah sakit milik orangtuanya di Jombang dan Surabaya. Ari meminta Dion untuk menunggui rumah tersebut selama proyek berlangsung. "Saya mengiyakan. Ketika saya tanya siapa temannya itu, Ari bilang saya tidak kenal karena dia pun baru kenal beberapa hari dengannya (Ryan). Saya bingung, karena Ari tidak pernah menerima job dari orang yang tidak dikenal baik. Mama juga sempat melarang."Tekad Ari tambah bulat, lantaran menurut Kusnanto sahabat Ari, Ryan menawarkan biaya operasional Rp 2 miliar untuk proyek ini. "Tapi saat Ari bilang kalau Ryan membelikannya tiket kereta (bukan pesawat) untuk berangkat ke Surabaya, feeling saya langsung enggak nyaman. Masa ngasih proyek Rp 2 M tapi tidak mampu membelikan tiket pesawat," ujar Kus yang terakhir bertemu dengan Ari pada Selasa malam (22/4).Rabu (23/4) sore Ari berpamitan dengan ibunya melalui handphone untuk pergi ke Surabaya bersama Ryan. Namun, setelah itu Ari tak ada kabarnya."Setiap setengah jam saya menghubungi dia ke tiga handphonenya, tapi tidak diangkat. Padahal nyambung," kata Tiarma yang sempat mencari ke kos Ari.Dua hari menghilang, Kus mendatangi kos Ari. Di sana ia bertemu dengan Ryan dan Noval. Saat Kus menanyakan keberadaan Ari, Ryan mengaku tidak bertemu dengan Ari di Stasiun Kereta Gambir hingga ia akhirnya berangkat ke Surabaya sendiri dan baru tiba di Jakarta hari itu.Kus yang sudah curiga sejak awal kepada Ryan, mendekati Ryan dan memutuskan untuk berteman dengannya. "Entah kenapa perasaan saya aneh setiap kali melihat dia. Saya mendekatinya dengan harapan ia bisa terbuka kepada saya dan mengatakan dimana keberadaan Ari," tambah Kus yang hampir setiap hari menelepon Ryan dan menanyakan kabarnya. Dari Ryan jugalah Kus mengetahui Ryan pindah dari Setia Budi ke Pejaten. Ryan juga mengizinkan Kus untuk sesekali mengunjunginya di kosnya. Bahkan, suatu hari istri Kus pernah mengantar Ryan ke rumah sakit.Berdasarkan pengamatan Kus, meski badannya kekar, tinggi, dan bersih, Ryan memang kemayu. Gaya bicaranya yang lembut dan tingkahnya yang 'melambai' membuat Kus curiga kalau Ryan adalah penyuka sejenis. "Pertama kali melihat dia saja saya sudah aneh dengan caranya memegang handphone yang seperti perempuan. Ditambah lagi dengan kehadiran Noval yang selalu ada di sampingnya," kata bapak dua anak ini.BERHARAP KEAJAIBANSementara rumah Guruh Setyo Pramono (28), salah seorang yang korban pembunuhan Ryan lainnya, di Kelurahan Kedondong, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk (Jatim), Kamis (24/7) dipenuhi warga yang melakukan tahlillan."Tahllilan untuk mendoakan, kalau memang salah satu korban pembunuhan Ryan adalah Guruh, maka semoga ia diberikan jalan terang di alam kubur. Tapi, kalau memang Guruh tidak menjadi korban semoga saja dia segera kembali ke rumah," kata Tumijo (52) , ayah Guruh.Bapak 3 anak tersebut memang masih berharap ada keajaiban sehingga anaknya bisa kembali ke rumah. Sebab, sejak satu setengah tahun lalu anak keduanya itu hilang tak kembali.Tumijo menceritakan, pada 5 April 2007 Guruh datang dari tempatnya kerjanya di peternakan ayam, di daerah Kediri. Belum lama datang, Guruh yang berwajah tampan itu kembali keluar naik bis menuju Kediri. "Dia tak omong mau kemana, dia cuma bilang kalau mau ke rumah temannya di Kediri."Sejak itu keberadaan Guruh bak hilang ditelan bumi. Tak bisa digambarkan bagaimana perjuangannya dalam mencari Guruh. "Foto Guruh sudah habis karena saya serahkan ke orang pintar, yang jumlahnya sudah tak terhitung dari ujung timur sampai ujung barat Jawa," ujar Tumijo dengan wajah lelah. Sayang, semua itu tak membuahkan hasil.Di tengah kebingungan, pekan lalu Tumijo tanpa sengaja melihat teve yang memberitakan pembunuhan dengan tersangka Ryan. Dalam tayangan itu juga mendengar jika salah satu yang dibunuh bernama Guntur Setyo dari Nganjuk. Karena tidak pas dengan nama anaknya ia semula mengacuhkan saja. "Baru keesokan harinya anak saya mengajak ke kantor polisi, siapa tahu yang dimaksud Guntur Setyo itu adalah anak saya," imbuh Tumijo yang mengaku tidak mengenal Ryan.MASIH ADA KORBAN LAINSelain Heri, Ryan mengaku telah membunuh Ariel Somba Pamungkas Sitanggang (34) asal Bogor, Guruh Setyo Pramono alias Guntur (28) asal Nganjuk, Yudi Triono alias Vincentius asal Wonogiri, dan Grendy (Warga Negara Belanda). Keempatnya ditemukan terkubur di halaman belakang rumah orangtua Ryan di Dusun Maijo, Desa Jatiwates, Jombang, Jawa Timur. Untuk memastikan kebenaran identitas dari 4 jenazah tersebut, hingga kini kepolisian masih melakukan tes DNA kepada keluarga korban.Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Adang Firman, Ryan yang saat ini ditahan di Rutan Narkoba Blok 9 Polda Metro Jaya, bisa dijatuhi hukuman mati. "Melihat apa yang sudah dilakukannya, ia bisa dipastikan akan diancam dengan hukuman mati sesuai ketentuan yang ada di pasal 340 KUHP," ujar Adang saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (24/7).Terlebih lagi, saat ini ada dugaan masih ada korban lain yang dibunuh Ryan. Tercatat laporan warga mengenai hilangnya anggota keluarga yang terakhir kali diketahui pergi bersama Ryan. Seperti Nani Hidayat (32) dan putrinya Silvia (3), serta Agustinus Setiawan (28), serta Muhamad Zainul Abidin alias Dian (22).Dari TKP di Tembelang, Kasat Pidum Polda Jatim, AKBP Susanto, menyatakan, "Saya menduga masih ada dua atau tiga orang lagi yang ditanam di belakang rumah tersangka, keterangan dari dia mengarah ke sana." Hingga kini, lanjutnya, dari hasil pemeriksaan pembunuhan tersebut berlatar belakang asmara sesama jenis,"Tapi tidak menutup kemungkinan ada faktor lain."Ryan sendiri melakukan pembunuhan cukup rapi. "Awalnya, sekitar pukul 10.00 wib korban diajak jalan-jalan di belakang rumahnya yang cukup rindang. Saat jalan itu dengan tiba-tiba korban dipukul dengan besi tengkuknya. Setelah tak bernyawa korban ditanam," tegas Susanto.Ester Sondang, Gandhi Wasono MCaption:1. Selain Heri Susanto, Ryan membunuh empat orang yang kemudian dikubur di halaman belakang rumah orangtuanya di Jombang.2. "Niat mau mencari rejeki tapi dia malah menemui ajal," ujar ibunda Ariel Sitanggang, Tiurma Tambunan sambil menangis.3. Ariel Sitanggang, salah satu korban Ryan.4. Guruh alias Guntur (kanan) juga merupakan salah satu korban kekejian Ryan.