Noorsaidah : Saya Mohon Doa dan Dimaafkan (1)

By nova.id, Selasa, 22 Juli 2008 | 10:45 WIB
Noorsaidah Saya Mohon Doa dan Dimaafkan 1 (nova.id)

Noorsaidah Saya Mohon Doa dan Dimaafkan 1 (nova.id)

"Foto: Dok. Surya, Rini Sulistyati/NOVA "

Hampir 17 tahun Noorsaidah hidup dengan kawat menyembul di perut dan dada. Hingga kini tak diketahui apa penyebabnya.Kepada NOVA, Noor didampingi kakaknya, bercerita.Rumah berpagar cokelat kehitaman di Jalan Kemerdekaan III/47, Sungai Pinang, Samarinda (Kaltim) Jumat (18/7) siang, tampak sepi. Rumah itu dihuni Siti Robiah (42) bersama suami dan anak-anaknya. Di rumah itu pulalah adik Robiah, Noorsaidah (40), sejak Juni lalu turut tinggal. Padahal 5 tahun belakangan hari-hari Noorsaidah dihabiskan untuk kegiatan sosial di Sangata (Kaltim), berjarak sekitar 3-4 jam perjalanan dengan mobil atau bus.Bukan tanpa alasan Noor tinggal di rumah itu. Ia sengaja diboyong Robi, sapaan Robiah, agar bisa menikmati liburan bersama keluarga besarnya. Selain itu Robi dan keluarga tengah mengupayakan kesembuhan Noor. Ya, ada 32 kawat misterius berwarna hitam kecokelatan seperti berkarat, menancap di perut dan dada Noor.Jumat siang itu NOVA mengunjungi rumah Robi, bermaksud bertemu Noor. Sayang Noor tengah istirahat. Kata Robi, Noor kelelahan akibat beberapa hari menerima tamu tiada henti. Tamu-tamu itu terus berdatangan ke rumahnya untuk menyampaikan rasa prihatin, doa serta saran pengobatan bagi adiknya. Tamu-tamu ini mengetahui musibah yang menimpa adiknya setelah membaca media cetak dan melihat tayangan televisi.Selama 17 tahun tertimpa musibah, Noor merahasiakannya pada orang lain. Hanya kerabat dekat yang diberitahu. "Tapi bukan berarti dia tidak bisa beraktivitas. Kalau kawatnya pas tidak timbul, dia bisa aktivitas seperti biasa. Bila kawatnya muncul, dia kesakitan sekali. Untuk urusan makan, dia makan seperti biasa. Cuma kalau harus tidur, dia harus berbaring terus," papar Robi.SEMPAT DIOPERASIDiceritakan Robi, jalan hidup Noor sebelum kena musibah, seperti perempuan pada umumnya. Ia berhasil menamatkan pendidikannya hingga sarjana. Noor adalah anak kelima dari 6 bersaudara yang terlahir dari pasangan mendiang H.Umar dan Hj.Darmatasiah. Setelah meraih gelar sarjana Sosial Politik, Universitas Mulawarman, Noor yang kala itu tinggal di Samarinda, bekerja di sebuh perusahaan swasta. Tak lama kemudian ia keluar dari pekerjaannya.Kapan kawat-kawat itu muncul pertama kali di tubuh Noor ? "Di atas tahun '90-an. Kawat yang tumbuh di perutnya kadang hilang atau copot sendiri, lalu tumbuh lagi. Hal seperti itu terus berulang. Kawat yang copot sendiri dari perut oleh mendiang bapak saya ada yang dibakar atau dibuang. Tapi bukan sembarang buang, ya. Ada doanya. Keluarga kami juga sudah berusaha menyembuhkan dengan berbagai cara dan doa, tapi kawatnya masih terus datang dan kadang hilang."Tahun 1995, Noorsaidah bahkan pernah melakukan operasi kecil. Keluarga membawa Noor ke seorang dokter, dr. Dadi, yang kebetulan juga punya "ilmu". Sebelum operasi, tubuh Noor dirontgen. Setelah itu keluarga memutuskan agar dokter mengambil kawat-kawat itu lewat jalan operasi.Hasilnya, ada kawat dekat pinggul dan rahim yang bisa diambil. Ada pula yang copot sendiri. Tetapi ada juga kawat yang tiba-tiba beralih tempat. Tidak sesuai lagi dengan hasil rontgen.Karena tak kunjung sembuh, ada seorang kenalan Noor yang menyarankan dirinya pindah tempat tinggal ke luar Samarinda. Nasihat itu dituruti. Tahun 2000 Noor hijrah ke Sangata. Noor tinggal berdekatan dengan seorang kakaknya. Ternyata, kawatnya hilang dalam waktu lama. Bahkan, Noor sempat bekerja sebagai tenaga honorer di Pemda Sangata. Tapi kemudian tiba-tiba kawatnya muncul lagi. Noor pun memilih berhenti kerja.Noor akhirnya mencurahkan hidup pada kegiatan sosial. Aksi Noor rupanya mendapat apresiasi dari ibu-ibu PKK di Sangata. Tahun lalu bersama seorang teman, Noor dikirim oleh istri Bupati Sangata mengikuti pelatihan guru TK di Bogor. Anehnya, sebulan setelah pulang dari Bogor, kawat-kawat misterius itu kembali bermunculan dan bersarang di perutnya dalam jumlah banyak hingga sekarang. Sebelum kawatnya muncul, dia bilang perutnya mulas dan sakit. Lama-lama muncullah kawat-kawat seperti yang terlihat sekarang ini."Setelah mendengarkan saran berbagai pihak, Noor tak keberatan dibawa ke RSU. Abdul Wahab Syahrani (RSU AWS) untuk didiagnosa dan menjalani rontgen. Hasilnya sungguh mengejutkan. Selain kawat yang menancap dan terlihat, masih ada beberapa kawat lain yang bersarang di balik kulit perutnya.Bahkan, yang mengejutkan, sehari setelah dirontgen, Senin (14/7), ada 2 lagi kawat yang muncul di payudaranya.Kemunculan kawat itu terlihat usai Noor menjalani salat dzuhur dan wirid. "Dia hanya bisa menangis dan menahan sakit. Jadi, total saat ini ada 32 kawat di perut dan dadanya. Meski sedih, Noor pantang putus asa. Noor punya iman yang kuat."Sebagai perempuan normal, tentunya Noor pernah menjalin kisah asmara. Bahkan sejak remaja Noor banyak yang naksir. "Wajahnya, kan, cantik meski sifatnya tomboi. Tapi sejak kena musibah 17 tahun lalu, setiap kali ada pria yang naksir, dia malah minder. Dia bilang takut andai pria itu tidak bisa menerima kondisinya apa adanya."TIGA PERMINTAANSetelah hasil rontgen diketahui, apakah Noor bersedia dioperasi? "Itu belum terpikir oleh saya. Bukannya saya menolak disembuhkan. Tetapi saya berharap cara dan obatnya jangan menyimpang dari syariat Islam dan Al-Quran. Saya ingin sembuh dan iman saya tetap terjaga. Banyak yang bilang pengobatan apa pun harus saya terima. Yang penting sembuh.Saya tidak mau seperti itu. Misalnya, ada orang yang menyembuhkan saya dengan cara adat atau mantra. Lalu pada saat proses penyembuhan itu saya mati, maka kafirlah saya. Saya takut yang seperti itu," tegas Noor yang akhirnya bersedia menemui NOVA usai menunaikan salat dzuhur.Siang itu Noor masih mengenakan mukena. Menurutnya, sejak kawat-kawat misterius itu tumbuh lagi di perutnya, ia menunaikan salat dengan cara duduk saja. Untuk memudahkan sujud, Robi meletakkan beberapa buah bantal kursi yang ditumpuk jadi satu di depan ia salat. Di atas tumpukan bantal itulah ia bersujud.Dengan menahan sakit, Noor mengungkapkan tiga keinginan pribadinya. Pertama, jika dirinya pernah menyakiti atau berbuat salah baik disengaja maupun tidak kepada siapa pun, "Saya mohon dimaafkan. Yang kedua, saya minta doa, doa, dan doa, agar Allah memberi yang terbaik. Yang ketiga, andai yang terjadi pada saya ini takdir Allah, saya ridha menerimanya," ungkap Noor yang mengaku sejak kecil sering sakit-sakitan.Upaya penyembuhan dirinya akan terus diupayakan, termasuk mewujudkan "saran suara gaib" yang diterima Noor lewat 2 kali mimpinya. Dalam mimpinya, Noor seperti mendengar saran agar ada 41 orang yang fasih membaca Al-Quran dan Surat Yaasiin tanpa salah sedikit pun.Bila di antara 41 orang itu terdapat satu orang saja yang salah membaca, semua orang harus mengulang dari awal. "Sebenarnya, yang membaca tidak harus ulama semua. Kami hanya mengharap orang yang fasih dan ikhlas datang kemari," tegas Noor.Pengajian yang melibatkan 41 orang, Jumat malam lalu sudah terselenggara. Intinya memohon dibukakan jalan yang terbaik bagi Noor.Rini Sulistyati