Nina Tamam dan Ketulusannya Membangun Sebuah Desa Terpencil

By nova.id, Minggu, 9 Maret 2014 | 04:01 WIB
Nina Tamam dan Ketulusannya Membangun Sebuah Desa Terpencil (nova.id)

Nina Tamam dan Ketulusannya Membangun Sebuah Desa Terpencil (nova.id)

"Nina Tamam (Foto: Eng Naftali) "

Di tengah kesibukannya sebagai penyanyi, penyiar radio dan entertainer, sosok Nina Tamam diam-diam ternyata memiliki rutinitas yang dekat dengan dunia pendidikan. Selain itu, Nina juga peduli dengan keadaaan banyak masyarakat di daerah terpencil. Saat beberapa waktu lalu berkesempatan berbagi cerita dengan tabloidnova.com, Nina berkisah tentang aktivitasnya menyangkut urusan pendidikan dan kemanusiaan itu.

Nina dibantu keluarganya, termasuk sang bunda, ternyata sudah sejak lama rutin membangun sebuah desa di Jonggol, yang berjarak hanya 3 jam perjalanan dari Jakarta, namun kehidupan warganya sangat memprihatinkan.

"Keluargaku punya yayasan yang bergerak di bidang sosial. Kami punya SMK gratis, punya posyandu gratis dan bikin jembatan di Jonggol. Meski cuma 3 jam dari Jakarta, tapi hidup warganya di bawah garis kemiskinan, padahal lahan luas dan hijau, tapi mereka enggak punya sarana untuk menjual hasil bumi. Plus, tanah di sana udah dibeli sama orang Jakarta. Ada yang punya mereka sendiri tapi dibeli tengkulak. Mereka enggak punya kendaraan bawa hasil bumi ke Jakarta," kisah Nina.

Di sebuah desa bernama Cihalimun, Nina kerap menyalurkan bantuan dari keluarganya dan dari teman-teman dekatnya yang juga rela dan ikhlas menyumbang.

"Di desa kami cuma ada 1 sekolah SD dan SMP Cihalimun. Antara desa ini ke desa lain cuma ada jembatan bambu yang kalau kena hujan deras, jembatannya hilang. Jadi anak SD dan SMP enggak bisa jalan lagi. Kalau mau mutar, harus jalan 7 kilometer. Jadi ibuku kepikiran memperbaiki jembatan ini supaya anak-anak enggak usah mutar jalannya. Dikumpulin dari teman-teman, alhamdulilah jadi," ujarnya secara eksklusif kepada tabloidnova.com.

Meski Nina mengaku bahwa sang ibu yang lebih banyak berandil memajukan desa tersebut, tapi Nina selalu berupaya menjadi "corong" untuk mencari bantuan dana ke banyak pihak. Dan usahanya itupun hingga kini tergolong sukses mengingat sedikit demi sedikit, Desa Cihalimun mulai berkembang.

"Pertama kali aku datang, enggak ada air bersih, harus ke sungai dulu. Kebetulan ada tanah ibuku di sana. Akhirnya bikin sumur bor 5 buah, jadi orang enggak usah jauh-jauh ke sungai atau mata air. Sekarang juga udah ada TPA dan PAUD. Semua dari donasi teman-teman," kata Nina lagi.

Yetta/Tabloidnova.com