Saat uang THR tak cukup untuk membiayai kebutuhan mudik, jangan keburu panik. Pasalnya, kebanyakan orang memang tidak mempersiapkan secara detail pos-pos yang diperlukan untuk mudik. Padahal, meski THR terbilang lumayan, pengeluaran kala mudik pun tak kalah besarnya, lo!
Nah, sebelum mudik tahun ini, sebaiknya Anda mulai dengan membuat rincian anggaran keperluan Lebaran. Tapi, suami-istri perlu bersepaham dan bersepakat untuk menggunakan dana sesuai peruntukkannya, yaitu:
Baca: Kelola THR, Harus Jujur kepada Pasangan!
Gaji Uang gaji digunakan untuk kebutuhan rutin harian. Jika ada satu pos rutin yang telanjur bengkak, Anda dan pasangan bisa menghemat di pos lain yang kurang penting. Misalnya, pos belanja bulanan naik 20% karena harga-harga bahan makanan naik. Maka Anda dan pasangan bisa memangkas biaya di pos lain seperti pos hobi, entertainmentt, kosmetik, biaya jajan di luar rumah, dan sejenisnya.
THR Dana THR digunakan untuk kebutuhan yang berkaitan dengan Lebaran. Alokasikan dahulu untuk kewajiban Anda dan keluarga seperti membayar zakat dan berbagi rezeki dengan karyawan di rumah, yaitu asisten rumah tangga, sopir, tukang kebun, babysitter. Barulah sisanya digunakan untuk keperluan Lebaran seperti untuk membeli baju baru.
Dana Cadangan Kadang suami-istri sudah merencanakan dengan rapi kebutuhan selama mudik, akan tetapi bisa saja terjadi hal-hal yang tidak terduga sehingga memerlukan dana tambahan. Misalnya, ban mobil bocor, sakit, dan lain-lain. Alokasikan dana sebesar 5-10 % dari THR untuk kebutuhan ini.
Dana cadangan berbeda dengan dana darurat. Dana darurat fungsinya digunakan dalam keadaan darurat, seperti jika ada keluarga yang sakit keras. Untuk keluarga yang sudah mempunyai anak, idealnya mempunyai dana darurat sebesar minimal 6 kali pengeluaran per bulan. Lebaran bukanlah keadaan darurat, sehingga kebutuhan dana tidak boleh diambil dari dana darurat ini.
Dana Khusus Jika THR yang diterima tidak cukup, pasangan harus menyiapkan dana khusus yang dianggarkan sebagai pengeluaran tahunan. “Sisihkan sebagian pendapatan bulanan ke dalam pos dana Lebaran, tidak perlu besar misalnya 5% saja dari penghasilan bulanan. Hal ini akan mengurangi beban Anda bila dibandingkan jika hanya mengandalkan THR.”
Hilman Hilmansyah