5 Solusi Cepat Redakan Radang Tenggorokan

By nova.id, Jumat, 1 Juli 2016 | 03:00 WIB
5 Solusi Cepat Redakan Radang Tenggorokan (nova.id)

Di bulan puasa sekarang ini, penyakit yang paling banyak diderita orang secara umum ialah batuk, sakit mag, flu dan radang tenggorokan.

Nyeri pada tenggorokan merupakan tanda awal flu, efek samping dari pita suara yang terlalu tegang, terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak, atau indikasi sesuatu yang lebih serius seperti infeksi bakteri.

Apa pun penyebabnya, nyeri tenggorokan adalah kondisi yang ingin secepatnya kita atasi. Sebelum buru-buru ke dokter, ada obat-obatan rumahan atau obat yang dijual bebas yang cukup efektif.

Baca: Jangan Obati Sakit Tenggorokan dengan Antibiotik!

Berikut adalah cara-cara mengatasi nyeri tenggorokan.

Anti-inflamasi Salah satu obat antiradang yang cukup efektif adalah obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, piroxicam, dan sebagainya. Obat ini merupakan kombinasi antara pereda nyeri dan antiradang sehingga efektif mengurangi pembengkakan di tenggorokan.

Berkumur dengan air garam Beberapa penelitian menyimpulkan, berkumur di tenggorokan beberapa kali sehari dengan air garam hangat bisa mengurangi pembengkakan di tenggorokan dan melonggarkan lendir.

Baca: Keluhan di Tenggorokan: Bisa Karena Infeksi, Iritasi & Alergi

Obat semprot Menyemprotkan cairan obat khusus tenggorokan juga bisa membuat tenggorokan terasa lebih nyaman. Meski demikian efeknya hanya sementara dan tidak bisa menyembuhkan.

Obat batuk sirup Walau Anda belum menderita batuk, tetapi obat batuk sirup yang dijual bebas cukup efektif mengurangi radang tenggorokan.

Minum cukup cairan Menjaga hidrasi tubuh sangat penting, terutama saat tubuh sedang tidak fit dan tenggorokan Anda iritasi atau meradang. Minumlah cukup air putih sehingga urine Anda tampak kuning muda atau bening. Hal ini bisa membuat membran mukus lembap dan mampu melawan bakteri dan iritan. Selain air putih, Anda juga bisa memenuhi cairan tubuh dengan teh hangat atau sup hangat.

Lusia Kus Anna/KompasHealth Sumber: Health