Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengungkapkan empat belas Rumah Sakit yang membeli vaksin palsu. Tak hanya rumah sakit, ia juga mengungkap delapan bidan yang menggunakan vaksin palsu.
"Baru hari ini kami diizinkan untuk memberitahukan. Apakah tindakannya, nanti akan dibahas," tutur Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7/2016).
BACA: 3 Perbedaan Vaksin Asli dan Vaksin Palsu dari Kemasan
Adapun enam dari delapan bidan tersebut mendapatkan pasokan vaksin dari Juanda, seorang suplier CV Azka Medika. Modus operandi yang digunakan sama, yaitu tersangka menawarkan vaksin dengan cara memberikan pricelist harga.
Adapun delapan nama bidan tersebut adalah:
1. Bidan Lia, Kp Pelaukan Sukatani, Cikarang 2. Bidan Lilik, Perum Graha Melati Tambun 3. Bidan Klinik Tabina, Perum Sularata, Sukatani Cikarang 4. Bidan Iis, Perum Seroja, Bekasi 5. Klinik Dafa Dr Baginda Cikarang 6. Bidan Mega, Puri Cikarang, Makmur Sukaresmi, Cikarang 7. Bidan M Elly Novita, Ciracas, Jakarta Timur 8. Klinik Dr Ade Kurniawan, Rawa Belong, Slipi, Jakarta Barat
BACA: Vaksin Palsu, Seluruh Tersangka Akan Dimiskinkan
Adapun vaksin yang dipalsukan, kata Nila, bukanlah vaksin yang disediakan pemerintah melainkan vaksin pilihan. Sebab, vaksin yang diberikan pemerintah tak dipungut biaya sedangkan vaksin pilihan cenderung berbiaya mahal.
BACA: Daftar 14 Rumah Sakit yang Gunakan Vaksin Palsu
"Untuk informasi, pada 2016 pemerintah menyediakan sembilan jenis vaksin. Dan setiap tahun anggarannya telah dialokasikan," kata Nila.
Sumber: Kompas