Rindu Bersekolah, Arya Permana Tuntut Orangtua di Atas Materai

By nova.id, Senin, 18 Juli 2016 | 01:30 WIB
arya (nova.id)

Bocah berumur 10 tahun yang kini menjadi perhatian publik karena menderita obesitas yang berlebih masih terus mendapatkan perawatan dari tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung.

Walaupun sudah mampu menurunkan berat badan hingga 4 kilo dari berat awal 190 kilo, Arya masih punya tugas untuk bisa menurunkan hingga berat badan yang ideal untuk anak seumurnya.

Dilansir dari Kompas.com, kepala tim dokter yang menangani Arya, dr Julistyo TB Djaisn SpA(K) mengungkapkan bahwa Arya seharusnya memiliki berat badan di bawah 50 kilo agar ideal karena ia hanya memiliki tinggi badan 147 cm.

BACA: Arya Permana Bocah Tergemuk di Dunia Dirawat di Rumah Sakit, Ada Apa?

Dengan perawatan yang intensif dari 13 dokter spesialis yang mengawal Arya untuk mencapai berat badan ideal ternyata membuat Arya juga bersemangat.

Namun, tekad Arya yang begitu besar tampaknya menjadi pemicu semangat agar ia dapat kembali melakukan aktivitas seperti dulu. Arya bahkan meminta paksa orangtuanya untuk bisa kembali ke sekolah, Senin depan (18/7) agar bisa bermain bersama teman-temannya.

Menurut Kepala Seksi Kurikulum dan Kesiswaan Dinas Pendidikan Jawa Barat, Ester Miori, seusai melakukan assessment kepada Arya di RSHS Bandung, ia menceritakan keinginan Arya yang ingin bisa segera sekolah terlebih 18 Juli mendatang merupakan awal pertama masuk sekolah.

Ester juga mengungkapkan bahwa sang Ayah, Ade Somantri sampai diancam oleh Arya karena ia tak mau berlama-lama di rumah sakit.

Ester juga menambahkan bahwa Arya bertindak layaknya orang dewasa yang menuntut keinginannya dengan perjanjian yang bermaterai.

Ester juga mengungkapkan keheranannya atas sikap Arya yang bisa berpikir jauh dan membuat tuntutan diatas kertas dan harus ditandatangani oleh Ade Somantri di atas material dan harus mengganti biaya sebesar Rp 1M apabila ia tidak mendapatkan keinginannya.

BACA: Arya Anak Tergemuk di Dunia Hanya Bisa Pakai Sarung dan Mandi di Kolam

Diyakini oleh Ester bahwa hasil wawancaranya bersama bocah asal Karawang ini menunjukkan bahwa Arya adalah anak yang cerdas, berprestasi dan berintelektual.

Dan untuk mendukung hak Arya mendapatkan pendidikan selama ia dirawat, Ester menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan penilaian dan menentukan pendidikan yang cocok untuk Arya.

Ada dua guru yang diperbantukan untuk mengajar Arya secara bergilir dan setidaknya dalam sehari Arya akan mendapatkan jam belajar satu hingga dua jam dalam pertemuan.

Swita Amalia Alessia