Vaksin Palsu, IDI Sebut Ada "Grand Design" Sudutkan Dokter dan Rumah Sakit

By nova.id, Senin, 18 Juli 2016 | 08:01 WIB
Ketua Persatuan Besar Ikatan Dokter Indonesia, PB IDI, Ilham Oetama Marsis dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Sam Ratulangi, Senin (nova.id)

Tabloidnova.com -  Perhimpunan Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menuding ada grand design menjatuhkan dokter dan rumah sakit terkait temuan vaksin palsu.

Tudingan itu disampaikan Ketua PB IDI Ilham Oetama Marsis dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Sam Ratulangi, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016).

"Ini ada satu grand design luar biasa dan kagetkan. Menurut hemat saya menyudutkan profesi dokter dan rumah sakit," kata Ilham, Senin. Grand design ini, kata Ilham, mulai terjadi sejak 2013. Saat itu mulai ada intervensi pemerintah terkait pelayanan pendidikan dan kedokteran di Indonesia.

Ilham menambahkan, dokter tak mungkin lagi "bermain" dalam era saat ini. Sebab, kata dia,  Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan pada 2019.

Baca juga: Miris, 12 Rumah Sakit di Jawa dan Sumatra "Berlangganan" Vaksin Palsu!

Pada tahun itu, 90 persen biaya rumah sakit akan ditanggung melalui sistem asuransi.

"Ada benang merah yang harus ditarik. Kalau tidak, waspada akan ada satu ketidakpercayaan masyarakat dengan dokter di Indonesia," ujar Ilham.

Menurut Ilham, masyarakat saat ini mulai kehilangan kepercayaan terhadap dokter dan rumah sakit di Indonesia.

Ketidakpercayaan ini semakin betrambah setelah adanya temuan vaksin palsu. "Kalau terjadi, ini ada keuntungan dari luar. Ini ada grand design," ujar Ilham.

Kahfi Dirga Cahya / Kompas.com