Identik dengan pribadi yang rapuh dan sensitif, menangis hampir selalu dikaitkan dengan kondisi emosional yang terguncang karena perasaan senang, sedih, terharu, marah, kecewa dan lainnya.
Seperti yang disarankan banyak psikolog, Anda tak perlu malu karena menangis. Sebab, menangis tidak berarti selalu buruk. Terlebih ketika mengalami banyak tekanan, kita memang perlu menangis untuk mengeluarkan segala unek-unek yang dirasakan. Itulah mengapa sebetulnya menangis dapat melepaskan stres.
Baca: Membedakan Antara Stres dan Cemas Berlebihan
Dr. Pete Sulack, seorang ahli stres, mengatakan, selain menjadi pelepas emosional dan psikologis yang baik, menangis juga dapat mengurangi tingkat stres dalam tubuh.
Hal tersebut juga didukung oleh sebuah penelitian dari St. Paul-Ramsey Medical Centre di Minnesota,menemukan bahwa air mata sebenarnya mengandung hormon stres, yang mana bila menangis artinya kita melepaskan stres tersebut.
Baca: Begini Proses Hypno-Fertility, Tangani Gangguan Kesuburan Akibat Stres
Sulack menjelaskan, hormon tersebut terdiri atas hormon protein prolaktin, hormon adrenokortikotropik, dan leusin enkefalin (obat penghilang rasa sakit alami), yang semuanya diproduksi oleh tubuh manusia ketika mengalami banyak tekanan.
Baca: 3 Pesan untuk Ibu Rumah Tangga Agar Bahagia dan Bebas Stres
Menyingkirkan hormon adrenokortikotropik dapat mengurangi tingkat kortisol tubuh, yakni hormon stres yang dapat membuat rasa cemas, panik, dan menyebabkan tubuh berpegang pada lemak perut.
Baca: 5 Cara Mengatasi Stres Sebagai Perempuan Modern
Berkurangnya tingkat hormon kortisol, maka akan membuat perasaan menjadi bahagia dan melepaskan stres secara perlahan. Selain itu, juga dapat menurunkan berat badan lebih mudah. Meski demikian, bukan berarti kita boleh terus menerus menangis atau bersedih.
Esra Dopita Maret/intisari-online.com Sumber: Popsugar