Perempuan mana yang tidak berbahagia setelah dikaruniai buah cinta yang akhirnya lahir ke dunia. Penantian panjang selama kurang lebih sembilan bulan terbayar sudah dengan kehadiran Si Kecil sebagai kado terbaik dari Sang Pencipta.
Selain euforia persiapan menyambut kelahiran bayi tercinta dengan berbagai perlengkapannya. Biasanya, ekspresi rasa syukur dan kebahagiaan diwujudkan dalam potret Si Newborn Baby di media sosial seperti path, instagram, facebook, twitter dan lain sebagainya.
Bayi sedang menangis, foto, dan unggah. Bayi sedang makan, foto, dan unggah. Bayi tidur tersenyum, foto, dan unggah. Terus, terus, dan terus.
Kondisi itu tentunya tidak asing untuk sebagian dari Anda yang aktif berkomunikasi di media sosial. Bisa aja, kebiasaan ibu mengunggah foto bayi baru lahir di media sosial terkadang memang menganggu bagi sebagian kecil orang. Apalagi jika hal ini dilakukan secara berlebihan tanpa mengenal waktu dan lain sebagainya.
Baca: Mengharukan, Foto Kehamilan Calon Ibu Bersama Mendiang Suaminya…
Fenomena ini akhirnya berujung pada pendapat bahwa ibu yang suka posting foto bayinya dianggap krisis identitas. Benarkah begitu?
Sarah Schoppe-Sullivan, Profesor of Human Sciences and Psychology, di The Ohio State University, AS, mengatakan bahwa ibu yang terlalu rajin mengunggah foto bayi atau anak di media sosial bisa jadi sedang mengalami krisis identitas sehingga mencari pujian dan sanjungan dari teman-temannya di media sosial.
Para ibu ini, kata Schoppe-Sullivan, mencoba menavigasi fase rumit dalam kehidupan mereka dalam menyeimbangkan identitas baru dan identitas lama sebagai seorang perempuan.
Baca: 5 Foto Anak yang Harusnya Tak Anda Unggah di Media Sosial
Dia mengatakan bahwa para ibu tersebut bisa jadi tengah mengalami guncangan emosional menjadi ibu baru, tetapi mereka tidak menyadarinya.
“Banyak ibu yang merasa tertekan dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kebahagiaan dan kehidupan positif menjalani peran sebagai ibu,” jelas Schoppe-Sullivan.
Schoppe-Sullivan dan rekan penulis menganalisis 127 partisipan perempuan yang baru saja menjadi ibu.
Mereka menemukan bahwa para ibu baru yang hobi mengunggah foto anak di media sosial merasakan tekanan menjadi ibu yang sempurna. Selain itu, mereka juga kesulitan dalam menerjemahkan peran sebagai ibu sebagai aktivitas utama dalam hidup.
Baca: 5 Hal Paling "Mengganggu" yang Dilakukan Orangtua Baru
Alhasil, peran sebagai ibu tersebut, mereka menerjemahkannya dengan foto bayi dan anak di media sosial untuk menegaskan bahwa mereka telah menjadi seorang ibu.
Selanjutnya, hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Sex Roles tersebut juga menemukan bahwa pujian dan sanjungan dari teman-teman di media sosial meredakan kekhawatiran dan rasa panik seorang wanita dalam menjalani peran sebagai ibu.
Usihana/KompasFemale