Terjebak di Dalam Mobil akibat Banjir, Satu Keluarga Meninggal Dunia

By nova.id, Senin, 25 Juli 2016 | 09:01 WIB
Ilustrasi banjir (nova.id)

Satu keluarga meninggal dunia di dalam mobil, Senin (25/7/2016), akibat diterjang banjir lumpur di dekat Lippo Carita, Anyer, Banten, Minggu (24/7/2016).

"Ya, benar, diduga di dalam mobil itu berisi satu keluarga," kata Kepala Sub Bagian Humas Basarnas M Hernanto, Senin.

Hernanto menjelaskan kejadian bermula saat hujan deras mengguyur wilayah Banten dan sekitarnya. Usai hujan, terjadi banjir lumpur di Desa Sukajadi, Pandeglang, Banten.

Banjir lumpur tersebut datang tiba-tiba dengan ketinggian hampir satu meter dan menerjang mobil tersebut.

Tidak hanya menimpa mobil, ratusan warga Sukajadi juga dievakuasi akibat banjir lumpur tersebut.

Secara terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa keempat korban tersebut meninggal dunia diduga karena keracunan gas monoksida (CO) akibat kendaraan tetap dihidupkan saat terjebak dalam longsor dalam waktu yang cukup lama. Korban ditemukan saat kendaraan masih dalam keadaan hidup.

Sutopo mengatakan, hujan deras disertai air laut telah menyebabkan banjir bandang melanda empat desa di Kecamatan Labuan, yaitu Desa Teluk, Cigondang, Labuan, Kalang Anyar, dan dua desa di Kecamatan Carita, yaitu Sukajadi dan Carita Kampung Cengkara pada Minggu sekitar pukul 21.00 WIB.

Hujan deras menyebabkan longsor di perbukitan kemudian terjadi banjir bandang. Namun, pada saat bersamaan air laut pasang sehingga banjir menggenangi permukiman setinggi 50-150 cm.

"Pada saat kejadian, beberapa mobil yang melintas di Jalan Raya Carita Labuan Km 9 Desa Sukajadi, Kecamatan Carita terjebak lumpur setinggi 50 cm," kata Sutopo melalui siaran pers, Senin.

Keempat korban adalah satu keluarga yaitu Evi Lutfiah (41), Ahmad A Yani (52), Syarifatul Ginayah (18), dan M. Fahri (6). Korban baru bisa diangkut sekitar Senin pagi setelah mengerahkan empat unit alat berat untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor dari Gunung Asepan.

Willy Widianto  / Tribunnews