Salah satu jenis kanker yang banyak diderita adalah kanker tiroid, yang menyerang kelenjar tiroid yang merupakan kelenjar terbesar di tubuh manusia yang menghasilkan hormon tiroid.
Hormon tiroid atau yang juga sering disebut kelenjar gondok sendiri berfungsi untuk menghasilkan hormon tiroksin yang berguna untuk meningkatkan metabolisme tubuh.
Fungsi lain adalah mengatur metabolisme zat gizi (karbohidrat, lemak, protein), membantu pertumbuhan tulang dan saraf, serta membantu tubuh menghasilkan panas.
Gejala kanker ini kebanyakan terlihat pada munculnya benjolan di leher yang disebabkan oleh membengkaknya kelenjar tiroid.
Namun pada beberapa kasus, benjolan ini tak terlihat.
“Coba raba kelenjar di leher, caranya dengan meraba leher di depan cermin, telan ludah, lalu rasakan kalau ada yang bergerak dari bawah ke atas,” terang dr. Dante Saksono H., SpPD-KEMD., PhD, spesialis endokrinologi.
(Baca juga : Ternyata Kanker Anak Kesempatan Sembuhnya Lebih Besar!)
Deteksi dini dengan cara raba, telan, dan rasakan sendiri bisa dilakukan untuk melihat benjolan di leher sehingga memungkinkan untuk mempercepat penyembuhan dengan pengobatan yang tepat.
Sayangnya deteksi dini tersebut tak cukup untuk mendeteksi kanker tiroid lebih akurat, seperti yang dijelaskan oleh dokter dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Jakarta ini.
Untuk lebih akuratnya, dapat dilakukan ultrasonografi tiroid (USG tiroid).
(Baca juga : Ciri Bayi yang Baru Lahir Alami Gangguan Fungsi Tiroid)
“Kalau diraba, bisa dapat 3-7 persen dari populasi yang ada benjolan."
"Kalau di USG, bisa setengahnya. USG ini adalah pemeriksaan imaging yang direkomendasikan oleh semua asosiasi dokter yang menangani kanker tiroid,” tambahnya.
Selain itu, bisa juga dengan melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan atau sel yang diperiksa di laboratorium, yang bisa mempredeksi benjolan termasuk jinak ataupun ganas.