ADHD (Attension Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan salah satu gangguan yang paling lazim ditemui pada anak.
Gejala dari gangguan ini termasuk peningkatan aktivitas motorik yang cenderung berlebihan, emosi yang meluap, hingga kesulitan mengendalikan perilaku.
Untuk pengobatan ADHD, obat yang paling sering digunakan berjenis stimulan yang meningkatkan dopamin, zat terkait dengan kesenangan, gerakan, dan perhatian.
Efek samping dari penggunaan stimulan terkait dengan gangguan tidur dan penurunan nafsu makan.
(Baca juga : Stop, Jangan Percaya Lagi dengan 5 Mitos Seputar Vaksin Ini)
4. Obat Anti-ansietas
Obat Anti-ansietas digunakan pada pasien yang memiliki kecemasan abnormal.
Lima tipe gangguan kecemasan antara lain: gangguan obsesif-kompulsif (OCD), serangan panik yang berulang dan tak terduga (panic disorder), fobia sosial, dan gangguan stres pasca trauma
Selain antidepresan, obat penghilang kecemasan seperti Benzodiazepin sering digunakan kepada pasien pengidap gangguan kecemasan.
Akan tetapi, antidepresan dan benzo harus diberikan dalam jangka waktu yang singkat karena memiliki risiko keteragantungan.
Efek samping lain dari Benzo adalah rasa kantuk, penglihatan kabur, dan gangguan tidur seperti mimpi buruk.
(Baca juga : Setelah Melahirkan, Konsumsi Makanan Ini Yuk Agar Cepat Pulih)
5. Penstabil suasana hati
Obat penstabil suasana hati sering digunakan untuk pengidap bipolar. Pada pasien bipolar, perubahan suasana hatinya terjadi begitu cepat.
Di satu sisi sangat tinggi dan terkadang sangat rendah.
Efek samping dari obat penstabil suasana hati meliputi pikiran untuk bunuh diri, gangguan pada tiroid, serta penambahan berat badan.(*)
(Lutfy Mairizal Putra/Kompas.com)