Pelecehan verbal meliputi memotong pembicaraan, bullying, memfitnah, meremehkan, melecehkan, mengalihkan, menginterogasi, menuduh, menyalahkan, menghalangi, melawan, berbohong, memarahi, mengejek, merendahkan, pelecehan yang menyamar sebagai lelucon, mengancam, memanggil nama langsung, berteriak-teriak, dan mengamuk.
Hal-hal di atas bukanlah hal yang baik untuk Anda lakukan terhadap pasangan, begitu juga sebaliknya. Namun, jika Anda sudah mengalaminya, jangan biarkan. Ikutilah langkah-langkah berikut ini untuk mengantisipasinya.
1. Pelecehan verbal tidak boleh dibiarkan. Jangan pernah Anda merasa, pasangan bertindak demikian karena memang Anda salah dan sudah sepatutnya Anda mendapatkannya.
2. Biarkan pasangan tahu bagaimana tindakan atau kata-katanya sangat melukai Anda. Diskusikan dengan mereka fakta bahwa hal itu tidak dapat diterima. Tetapkan batasan kepadanya, apa yang bisa dan tidak bisa Anda terima dari pasangan.
3. Mencari konselor, apakah itu secara bersama-sama atau terpisah.
4. Kelilingi diri Anda dengan sistem pendukung dari keluarga dan teman-teman. Diskusikan dengan mereka apa yang terjadi dan bagaimana perasaan Anda.
5. Jika pelecehan verbal mengarah ke kekerasan fisik, segera tinggalkan pasangan. Keselamatan Anda jauh lebih penting daripada hubungan kalian.
6. Jangan terlibat konflik apapun dengan pasangan. Jika pasangan sangat marah, tetaplah tenang, menjauhlah, dan jangan berikan apa yang diinginkannya, yaitu Anda balik marah kepadanya.
7. Pulihkan kekuatan Anda. Jika Anda bereaksi atau terpancing untuk marah, pasangan akan merasa menang. Jangan biarkan pasangan mengontrol perasaan Anda.
8. Tinggalkan pernikahan Anda. Jika terapi atau konsultasi dengan konsultan pernikahan tidak berjalan baik, sudah saatnya Anda mempertimbangkan perceraian. Ada kalanya, hal terbaik yang bisa Anda lakukan untuk diri sendiri adalah memutuskan semua hubungan dengannya.
Ester Sondang