5 Cara Hindari Anak Dari Korban Bullying

By nova.id, Senin, 10 Desember 2012 | 01:27 WIB
5 Cara Hindari Anak Dari Korban Bullying (nova.id)

5 Cara Hindari Anak Dari Korban Bullying (nova.id)

"Ilustrasi "

Kabar baiknya, kini masyarakat sudah semakin mengritisi dan menyoroti hal ini. Sekolah dan komunitas sekolah (bahkan para tokoh masyarakat) semakin giat melakukan gerakan anti bullying.

Andapun sebenarnya dapat mengambil bagian dari gerakan ini sejak dari rumah. Berikut adalah 5 strategi cerdas untuk menghindarkan anak dari peluang menjadi korban bullying maupun menghentikan bullying sebelum terjadi.

1.  Bicarakan dengan anak. Bicarakan soal bullying pada anak atau anggota keluarga keluarga yang lain. Ajak mereka membagi pengalaman ini ketika berbincang santai. Jika salah satu anak mengungkapkan, dirinya menjadi korban bullying, pujilah dirinya karena telah menjadi anak yang berani menuturkan dan berdiskusi dengan Anda. Ini akan memberikannya dukungan. Lalu, konsultasikan dengan sekolah untuk mempelajari kebijakan dan mencari tahu apakah staf atau Guru dapat mengatasi situasi ini.

2.  Hilangkan pemicu. Jika uang saku atau gadget yang dibawa anak menjadi penyebab anak di bully, Anda dapat menetralisir situasi dengan membawakan anak bekal makan siang atau pergi ke sekolah tanpa gadget.

3.  Nasihatkan untuk tak pergi sendiri. Kerapkali anak yang nampak lemah di tengah kerumunan atau di suatu tempat sepi di sekolah menjadi korban bullying. Ingatkan anak untuk selalu bersama teman ketika pergi, di sekolah, dan pulang dari sekolah. Ini akan menurunkan peluang terjadinya bullying.

4.  Saran tetap tenang dan hadapi. Jika anak menjadi korban bullying, sarankan anak untuk tetap tenang dan hindari konfrontasi atau menanggapi secara emosional. Sarankan, anak mengatakan pada pelaku bullying untuk menghentikannya atau tinggalkan saja mereka. Pelaku bullying biasanya senang menyakiti anak lain, namun anak yang dapat mengatasi situasi memiliki kesempatan lebih baik  tertangkap radar bullying.

5.  Jangan biarkan anak melawan sendiri.  Terkadang, bicara pada orangtua anak yang melakukan bullying juga dapat menjadi cara yang konstruktif. Kendati demikian, sebaiknya ini diatur oleh sekolah secara resmi beserta konselor atau guru BK sebagai mediator.

Laili/ dari berbagai sumber