Kenali Anak 'Tak Terkoneksi'

By nova.id, Kamis, 8 November 2012 | 09:01 WIB
Kenali Anak Tak Terkoneksi (nova.id)

Kenali Anak Tak Terkoneksi (nova.id)

"Ilustrasi "

Dilepas Sejak Awal

Banyak orangtua ketakutan pola asuhnya akan memanjakan anak. Mereka kemudian memilih memanipulasi dan menahan diri sekuat mungkin ketika menghadapi anak-anak.  Bisa jadi ini merupakan cara menghindari anak-anak.

Lantas apa dampaknya? Bayi kemudian lebih sering menangis lebih keras dan dan cenderung lebih mengganggu serta rewel untuk mendapatkan kebutuhannya. Dalam kedua kasus ini, bayi bereaksi atas pengasuhan yang tak responsif yang didapatnya. Suatu ketika, anak akan memilih untuk tidak memberi isyarat untuk apa yang dibutuhkannya.

Bayi kemudian dapat merasakan  sesuatu  hilang dalam hidupnya. Saat itulah, bayi menjadi marah, bermusuhan bahkan menarik diri. Bayi yang tak lagi terkoneksi dengan orangtua semakin sulit menikmati hubungan orangtua-anak. Anak kemudian menjadi sulit dalam hal lain termasuk soal disiplin. Hal ini terjadi karena Ia percaya jika keselamatan dan keamanan hanya tergantung pada dirinya sendiri.

Masalah kemudian semakin meruncing ketika anak tumbuh dan Ia hanya memiliki dirinya sendiri yang dapat dipercaya. Ini dapat menjadi karena orangtua tak membiarkan diri merespon secara intuitif terhadap isyarat bayi. Orangtua menjadi kurang sensitif dan kehilangan kepercayaan akan keterampilang pengasuhan mereka, yang tentunya membuat masalah disiplin di kemudian hari.

Tak Adalagi Kontak

Bayi yang tak terkoneksi dapat diketahui melalui ekspresinya. Baik dengan tidak adanya kontak mata maupun tidak ada perasaan antara bayi dan orangtua. Ekspresi "tak berarti" ini merupakan salah satu ciri yang mudah terlihat  dari anak yang tak terkoneksi.

Beberapa bayi yang tak terkoneksi juga terlihat memeluk dirinya sendiri atau nampak lebih nyaman di kursi/tempat tidur bayi  seolah-olah  lebih nyaman dibanding dalam gendongan orangtua.

Seiring dengan pertambahan usia, anak kemudian menjadi lebih tak bisa diatur.  Anak-anak yang kerap mendapat teguran, nampak seolah makin keluar dari dunianya.  Anak ini kemudian nampak sebagai pencemberut, nakal, perengek dan manja. Perilaku tak diharapkan ini sebenarnya adalah strategi anak untuk memperoleh hubungan dengan orangtuanya. Karena anak tak terkoneksi sebenarnya tidak tahu bagaimana memenuhi kebutuhannya dan apa tolok ukur sebuah kedekatan dengan orangtua. Anak-anak ini kemudian semakin kesulitan berkoneksi karena tak tahu apa yang hilang dalam hubungan orangtua-anak yang dimilikinya. Ujung-ujungnya, hubungan ini akan berakhir di ruang konsultasi psikologi.

Anak Tak Ceria

Anak tidak terkoneksi kerapkali kurang termotivasi untuk menyenangkan diri.  Anak kurang menikmati  ketika berada di sekitar orangtua. Akibatnya, orangtua  semakin jauh dan lebih memilih sibbuk dalam profesi maupun hubungan yang tak melibatkan anak. Semakin hari, orangtua dan anak semakin terpaut jarak komunikasi. Saat jelang remaja, anak-anak ini juga dapat bermasalah dalam hal pengembangan persahabatan maupun hubungan yang sehat. Anak-anak  juga cenderung menolak bantuan untuk mengatasi masalah sosialnya.

Anak-anak tak terkoneksi ini membutuhkan bantuan konseling profesional untuk menghubungkan kembali orangtua-anak, menetapkan gaya pendisiplinan membuat mereka mampu berekspresi satu dengan lainnya. Ini akan membutuhkan banyak energi  hingga mencapai tahap normal.

Laili / dari berbagai sumber