Naik-Naik Ke Puncak Tangga

By nova.id, Jumat, 20 Maret 2009 | 08:16 WIB
Naik Naik Ke Puncak Tangga (nova.id)

Fungsi utama tangga adalah menghubungkan lantai bawah dan lantai di atasnya. Dalam membuat tangga, hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah bentuk serta materialnya. Khusus untuk rumah mungil bentuk tangga harus benar-benar dipikirkan, karena tidak boleh hanya bagus dari fisiknya saja, namun jugaAda tiga syarat utama membuat tangga, yaitu aman, nyaman, dan indah. Ketiganya mencakup bahan maupun struktur konstruksi tangga. "Nyaman dilihat dari faktor undakannya. Sedangkan aman, tentu saja, tidak membahayakan pemakainya. Misalnya, jika punya anak kecil sebaiknya dikasih pintu di tangga bagian atas, atau dilapisi karpet agar saat jatuh tak begitu terasa sakit," papar Ir. Ina Rachmawati dari I'nA house.Saat pertama kali membuat tangga yang harus diperhatikan adalah tinggi tangga (optrede) dan lebar anak tangga (antrede). "Tinggi tangga yang ideal antara 15-20 centimeter. Sedangkan lebar anak tangga antara 25-30 cenitimeter. Lebih atau kurang dari itu biasanya tidak nyaman dan dipakai jalan enggak enak," jelas Ina. Ambil contoh, untuk sebuah rumah dengan jarak lantai satu dengan lantai dua adalah 3 meter, akan diperlukan 20 buah anak tangga (3m : 15cm). "Jangan lupa harus dipikirkan jarak untuk bordes atau tempat peristirahatan. Sehingga 20 anak tangga dikalikan 25 centimeter (lebar anak tangga) total jarak tangga yang diperlukan adalah 5 meter."MEMBAWA KEBERUNTUNGANUmumnya, bentuk tangga adalah I, L, U, atau melingkar spiral. Tangga berbentuk I umumnya dipakai di rumah dengan lahan terbatas. "Kelemahannya, bentuk lurus akan membuat jarak yang panjang. Sedangkan bentuk L biasanya makan tempat. Bentuk U adalah yang paling umum dipakai untuk rumah kecil. Tangga spiral biasanya untuk rumah yang mewah dan luas," tutur Ina.Untuk rumah kecil sebaiknya memakai bahan tangga yang ringan, misalnya dari besi. Bahan lainnya yang kerap dipakai adalah dari beton dan kayu. "Bisa juga kombinasi beton pijakannya kayu, atau besi pijakannya kayu." Agar aman, biasanya ubin perlu dikasih step nose agar tak licin.Yang biasanya tak bisa dipisahkan dari tangga adalah railing di sisi kiri dan kanannya sebagai bagian pengaman atau tempat pegangan saat menapak naik atau turun. "Tinggi pegangan tangga sekitar 90 centimeter, setinggi tangan orang dewasa. Railing sangat diperlukan untuk menjaga keamanan. Jika tak ada railing, orang cenderung lebih sulit mencari pegangan."Sebagai contoh tangga, bisa dilihat rumah Heni Krisnandi. Selain tangga yang berlapis kayu cokelat ini diletakkan piano mungil dan foto kenangan." Heni memperhatikan jumlah anak tangga yang dibuatnya, yang menurutnya membawa keberuntungan. "Saya enggak konsultasi ke ahli feng shui. Kebetulan saja, kok. Mudah-mudahan saja benar membawa keberuntungan."Banyak cara untuk mempercantik tangga, sekaligus membuatnya menjadi lebih fungsional. Di kediaman Erna Rusman, misalnya, ruangan di bawah tangga dipakai untuk menyimpan benda-benda kenangan. "Ini benda kesayangan saya sejak masih gadis," papar Erna sambil mengenang saat berburu benda-benda tersebut. Sedangkan Ir. Nining Agoes Herman mempermanis tangganya dengan tempelan keramik. Benda-benda koleksi pribadi dipajang di bagian kiri tangga. Praktis, indah, dan fungsional.MENGALIRKAN CHIMenurut ahli feng shui Ir. Endhi Ibuhindar, MSP, ada cara khusus menghitung jumlah anak tangga. Bukan dimulai tepat dari lantai, tapi dari anak tangganya. Jumlah anak tangga juga harus dihitung dengan seksama. "Misalnya, step-nya ada 15. Lalu dibagi 5 hasilnya 3. Itu tidak bagus karena hitungannya mati. Jadi, jatuhnya hitungan harus hidup," jelas Endhi.Menurutnya, tangga yang bagus adalah yang berbentuk lengkung. "Untuk yang lurus harus dibelokkan sedikit agar tetap ada lengkungnya. Dengan bentuk lingkaran atau lengkung, tangga dianggap mengantarkan chi yang baik ke ruang atas."Ruang yang berhadapan langsung dengan tangga pun tak lepas dari perhatian Endhi. Katanya, begitu mencapai tangga teratas jangan menghadap langsung ke pintu, harus ada ruang perantara. "Artinya, ada kesempatan bagi orang yang naik untuk berorientasi. Logikanya, kan, orang bisa jatuh begitu membuka pintu."Lokasi: Rumah Heni Krisnandi, Pondok Timur Mas, Bekasi; Rumah Erna Rusman, Bintaro Senayan, Bintaro. Noverita K. WaldanFoto: Faduli Barbathully, Dok.Nova