Pritha, Identik Dengan Dunia Anak (2)

By nova.id, Rabu, 17 Februari 2010 | 18:38 WIB
Pritha Identik Dengan Dunia Anak 2 (nova.id)

Padahal saat itu Anda sedang memperkenalkan produk, ya?Oh, tidak. Kami enggak boleh membawa nama produk, enggak memakai baju brand. Pokoknya bilangnya dari market agency yang ingin tahu kehidupan mereka seperti apa. Nah, setelah melakukan itu, ada input yang kami peroleh agar bisa membantu kami mengetahui bagaimana caranya berkomunikasi.

Kalau produk itu, kan, ada dua macam, ada yang sudah ada dan yang baru mau di-launching. Bagaimana mempertahankan produk yang sudah ada agar tetap menjadi market leader. Pesaing juga banyak, jadi enggak mungkin kami diam-diam saja, harus terus mencari kesempatan. Nah, dengan cara turun ke lapangan, kami jadi tahu sampai sejauh mana konsumen memilih sebuah produk.

Tapi, Anda akan bertanya mereka mengonsumsi susu apa, kan? Kami tanya mereka minum susu apa, tapi kami tidak bilang berasal dari Dancow atau menyuruh mereka minum Dancow. Kami cuma melihat dan mencatat. Ternyata mereka banyak minum Dancow. Tanggapan mereka karena produknya bagus dengan harga terjangkau. Meski tidak membayar murah, tapi mereka mendapat manfaat yang diharapkan.

Kegiatan seperti apa yang menunjang Dancow?Caravan Gizi Dancow adalah salah satu aktivitas atau edukasi dari 10 Tanda Umum Anak Bergizi Baik bekerjasama dengan PDGMI (Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia). Edukasi lain melalui Adu Bakat Anak Sehat, Dunia Dancow, dan banyak lain. Tujuannya agar ibu-ibu mengetahui apa, sih, tanda-tanda anak bergizi baik. Biasanya, kan, yang dibicarakan gizi buruk terus, tidak pernah membicarakan bagaimana yang namanya gizi baik.

Jadi, ibu dengan mudah membandingkan bagaimana pertumbuhan anaknya apakah sesuai antara umur, berat, dan tingginya. Atau tanda yang kedua, anak dengan gizi baik tubuhnya tegap dan ototnya padat. Jadi, bisa dicek satu per satu dari 10 tanda-tanda itu, apakah anaknya sudah bergizi baik atau tidak. Tidak hanya untuk ibu, ke anak-anak juga kami mencoba menginspirasi tentang 10 tanda tadi. Anak-anak, kan, jadi merasa dia sehat, kuat, keren. Itu yang kami harapkan dari mereka.

Bagaimana Anda menghadapi pesaing?Ada dua hal penting, punya kualitas yang baik dan terus berinovasi tidak hanya melalui produk saja. Entah melalui kesempatan, aktivitas, komunikasi, dan mencari kesempatan. Inovasi yang kami lakukan sekarang sudah susu dalam kemasan bungkus kecil, jadi orang lebih gampang membuat susu.

Tetap memperhatikan fenomena yang terjadi di pasar, tahun ini akan berbeda dengan tahun depan atau tahun lalu. Jadi sangat fluktuatif, problem BBM naik saja pasti akan berpengaruh. Makanya strategi juga harus berubah. Yang penting jangan keluar dari visinya.

Apa prinsip kerja Anda? Saya enggak neko-neko. Yang paling utama, suka dengan pekerjaannya. Kalau mendapat tugas atau tanggungjawab, kerjakan dengan sempurna. Itulah semua yang saya lakukan, makanya saya senang bekerja di sini. Lingkungannya enak dan suka pekerjaannya. Apalagi sangat pas dengan brandnya. Saya, kan, ibu dengan dua anak.

Anda membawahi berapa karyawan? Saya punya 4 orang, semuanya perempuan. Saya ciptakan suasana kerja di kantor bukan seperti di kantor. Enggak harus kerja, kerja, dan kerja. Kalau mau meeting di luar, kami makan siang di luar. Saya bukan termasuk orang yang kaku banget. Kayaknya, sih, fleksibel, lho. Ha ha ha... Bagi saya, mereka bukan anak buah melainkan teman kerja. Kadang-kadang mereka saling curhat, layaknya keluarga, deh.

Anda pasti tahu soal nutrisi, jadi tentu lebih berhati-hati dengan nutrisi untuk anak sendiri? Iya, sebagai ibu, saya enggak mau anak-anak makan yang aneh-aneh. Oleh karena belajar nutrisi, setiap kali lihat produk, pasti lihat komposisinya. Jika ada yang kurang bagus komposisinya, saya larang anak-anak makan, jadi lebih hati-hati. Kadang diprotes anak-anak, mereka tanya, kenapa, sih, enggak boleh makan ini, padahal temannya makan. Akhirnya saya jelaskan ke mereka dengan alasan yang jelas.

Bagaimana dengan keluarga?Saya bersyukur karena punya suami yang mendukung meski kami sama-sama kerja. Kadang saya suka sedih kalau anak-anak bilang ulangannya jelek. Jadi, saya harus meluangkan waktu untuk mengajar mereka sepulang dari kantor, dan bangun pagi agar bisa menemani mereka ngobrol.

Makanya, saya tidak menerapkan standar terlalu tinggi kepada mereka atau memaksakan kehendak ke anak-anak. Bagusnya, mereka jadi lebih mandiri, enggak pernah nangis kalau ditinggal ibunya di sekolah. Untungnya lagi, saya bisa sharing dengan anak buah saya. Wah, kalau sudah bicara soal anak, pasti seru. Ha ha ha...

Noverita K. Waldan

Foto-foto: Dok. Pribadi