Anak Marah? Ini Cara Mengatasinya

By nova.id, Senin, 3 September 2012 | 06:17 WIB
Anak Marah Ini Cara Mengatasinya (nova.id)

Anak Marah Ini Cara Mengatasinya (nova.id)

"Ilustrasi "

 Tips 1: Meningkatkan Kesadaran Emosional

Prinsip

- Semakin banyak Anda dapat mendorong anak  mengungkapkan perasaan sulitnya, semakin berkurang emosi yang terbangun dan limpahan  ledakan kemarahan.

Apa yang Harus Dilakukan

- Untuk dapat mengekspresikan emosi, anak harus terlebih dahulu menyadari perasaan mereka. Anda dapat meningkatkan 'kecakapan emosional' anak Anda dengan mulai meningkatkan frekuensi  berbicara tentang kemarahan dan perasaan lainnya.

- Sebisa mungkin meningkatkan frekuensi Anda mencoba  menggambarkan  perasaan Anda sendiri dan  orang lain, mencerminkan kembali  dan pertanyakan perasaan anak Anda:

"Orang di TV itu terlihat kesal ya?"

Tips 2: Tetap Tenang

Prinsip

- Anak-anak seperti barometer  iklim emosional di sekitar mereka : jika Anda  stres, mereka juga akan stres. Jika Anda  santai, mereka juga akan santai.

 Apa yang Harus Dilakukan

- Jadwalkan waktu bersantai  untuk diri sendiri secara teratur. Jika sulit untuk mendapatkan waktu, bergabung dengan sebuah klub bersama-sama dengan orang tua lain dan buat semacam jadwal giliran menjaga anak. Jika Anda bisa memulihkan diri sekali-sekali, maka akan lebih mudah bagi Anda untuk merespon 'ledakan' anak. Tanggapan yang tenang akan membantu meredakan kemarahan anak . Sementara kemarahan Anda  akan membuat anak Anda lebih marah.

Ingatlah, cara Anda mengelola perasaan  marah sendiri  akan berdampak pada bagaimana si kecil mengelola kemarahannya.

 Jika anak mendengar  Anda melempar makian pada pengemudi yang hanya memotong jalan, jangan heran jika kelak Anda mendengar anak  melakukan penghinaan kepada  saudaranya saat berebut mainan favorit.

 Jika Anda merasa benar-benar tak dapat mengatasi,  jangan lupa 'time out' juga  berguna untuk orang dewasa. Pastikan anak Anda aman, lalu menyingkir sementara waktu untuk meredakan situasi. Tarik napas dalam-dalam dan perlahan katakan pada diri sendiri: "Tetap tenang!"

 Tip 3: Terima Perasaan dan Arahkan Kembali  Kemarahan

Prinsip

- Mengabaikan perasaan  (misalnya "hei ini bukan masalah besar, tenang saja") dapat menjadi kontraproduktif. Anak dapat saja merasa semakin marah dan menyimpulkan jika dirinya tak dipahami.

 - Rahasianya adalah: i) menerima dan mengakui perasaan marah anak  dan, ii) arahkan dengan tepat untuk mengekspresikan emosi. Ketika perasaan diterima, anak akan merasa lebih dipahami, ketimbang  mencoba  meyakinkan Anda dari sudut pandang mereka. Ketika perasaan dapat diekspresikan, bangunan emosi di dalam dapat terhindarkan  sehingga ledakan emosi menjadi lebih kecil kemungkinannya.

Apa yang Harus Dilakukan

- Mengidentifikasi dan utarakan perasaan yang ada di balik kemarahan anak

"Wow David, itukah yang membuatmu marah"

"Apakah kamu marah karena kita harus pulang sekarang?"

 - Tampilkan pemahaman dengan menebak-nebak keinginan anak

"Kau ingin jika saudaramu meminta  sebelum meminjam barang-barangmu?"

- Buat ekspresi mendukung yang tepat dengan perasaan atau pemecahan masalah

"Tunjukkan pada Ibu bagaimana kamu rasakan dengan... menuliskan atau berbicara/ menggambar / memukul bantal ini / merobek kertas memo "

"Apa menurutmu yang lebih baik untuk memecahkan masalah ini?"

 Tips 4: Gunakan Konsekuensi yang jelas dan Konsisten untuk Membatasi Perilaku Agresif

Prinsip

- Anak perlu belajar bahwa meskipun kemarahan dapat diterima, namun perilaku agresif tidak dapat diterima.

Apa yang Harus Dilakukan

- Cobalah memahami pada level  anak, lalu dengan  nada tenang, rendah tapi tegas  (menunjukkan ketidaksenangan)  katakan dengan jelas jika anak  telah melakukan hal yang salah. Cobalah untuk tidak berteriak karena hal ini menunjukkan Anda  hilang kendali.

"Putri, tidak baikn jika kamu  memukul adikmu"

 - Jika anak  berhenti bersikap agresif, berikan banyak pujian. Namun, jika dia terus perilaku yang tidak pantas setelah diberi peringatan, berikan konsekuensi yang jelas. Seperti, menarik hak istimewa anak (main games di akhir pekan, menonton film favorit di hari libur, komputer di kamar, dan sebagainya).

Jika Anda khawatir  kemarahan anak akan meningkat dan tidak  berhasil selama beberapa minggu bahkan bulan, bisa jadi  ada masalah mendasar yang membutuhkan bantuan profesional.

Sudah saatnya Anda membutuhkan sebuah bantuan!

Laili / dari berbagai sumber