Pada penelitian sebelumnya dikatakan bahwa asam lemak omega-3 dapat membantu mengatasi serangan jantung atau gagal jantung. Namun, sebuah penelitian di Italia melaporkan bahwa suplemen asam lemak omega-3 tidak mengurangi kematian akibat jantung, serangan jantung, ataupun stroke. "Mengkonsumsi suplemen asam lemak omega-3 tidak memiliki keunggulan tertentu dalam suatu populasi yang dianggap berisiko tinggi pada penyakit kardiovaskular," kata pemimpin peneliti Dr Gianni Tognoni dari Istituto di Ricerche Farmacologiche, Milan.Tognoni mengatakan, asam lemak omega-3 terbukti hanya membantu mencegah irama jantung abnormal setelah serangan jantung atau gagal jantung, bukan mencegah penyakit jantung.Ia mengatakan agar masyarakat jangan percaya (lagi, Red.) dengan hasil penelitian yang sebelumnya. Ia justru merekomendasi melakukan pola hidup sehat seperti tidak merokok, makan makanan yang sehat, dan berolahraga untuk mencegah penyakit jantung.Hal ini senada dengan pernyataan dr Maria Carla Roncaglioni, Kepala Laboratorium Penelitian Praktik Umum Istituto di Ricerche Farmacologiche. "Suplemen asam lemak omega-3 tidak bisa digunakan sebagai pengobatan pencegahan jangka panjang bagi penderita yang memiliki risiko kardiovaskular. Perawatannya justru harus berbasis pada gaya hidup sehat, terutama yang berkaitan dengan kebiasaan diet ".Laporan ini diterbitkan dalam New England Journal of Medicine edisi Mei seperti dilansir HealthDay-News.
Ester Sondang