Curhat? Ini Dia Aturannya

By nova.id, Jumat, 19 Oktober 2012 | 05:36 WIB
Curhat Ini Dia Aturannya (nova.id)

Curhat Ini Dia Aturannya (nova.id)

"Ilustrasi "

Kendati telah dipahami sebagai sifat dasar perempuan, tetap ada trik yang harus dilakukan agar curhat jangan sampai kebablasan. "Jangan sampai curhat mempertaruhkan kredibilitas dan harga diri, lho!" pesan Vera.

Berikut beberapa aturan curhat yang dibeberka Vera agar curhat berjalan mulus tanpa masalah di kemudian hari.

Tetap ada area pribadi. Tak semua hal mengenai pribadi Anda layak diketahui orang lain. Ada beberapa hal yang sifatnya hanya untuk pribadi saja. Misal, hal-hal yang membuat Anda merasa inferior, phobia yang jika diungkapkan akan menjadi titik kelemahan Anda di kelak kemudian hari, kondisi rumah tangga yang sangat dalam yang jika diketahui orang dapat mempengaruhi pandangan orang terhadap suami. Itu semua sebaiknya tak diungkapkan dalam sesi curhat karena dapat berisiko terhadap kredibilitas keluarga dan juga pribadi Anda. Pilih topik. Setiap orang memiliki nilai-nilai berbeda yang dianut. Ada orang yang mudah mengumbar sekecil apapun hal yang terjadi pada dirinya. Adapula orang yang lebih menghargai orang yang mampu memilah konten pembicaraan. Oleh karena itu, pandai-pandailah menganalisa. Memilah topik tertentu juga perlu dilakukan. Anda tak selalu bisa mengumbar soal keuangan apalagi hutang kepada rekan kerja. Ini akan berbahaya dan menjatuhkan harga diri apalagi jika Anda bekerja di bidang tertentu.Hindari membongkar isi rumah tangga. Jangan sesekali membicarakan "dapur"  rumah tangga Anda bersama pasangan. Ingat, ini adalah hal yang sangat intim dan tak layak menjadi santapan umum. Tetaplah berpegang pada prinsip agar tak kebablasan.Konten dan konteks seimbang. Membuka diri boleh-boleh saja dilakukan. Tapi mencoba lebih dekat dengan rekan lewat curhat sebaiknya secukupnya saja. Hanya sejauh lawan bicara membuka diri tentang dirinya. Misal, jika lawan bicara bercerita tentang suami, Anda boleh bercerita tentang suami "sewajarnya". Kalau lawan bicara belum membuka pembicaraan tentang keluarga dan suami, Anda tak perlu nyerocos tentang  karir suami yang sedang terpuruk.  Pastikan Anda membuka diri dengan prinsip tetap sejajar.  Bersama orang yang tepat. Curhat boleh dengan siapa saja. Namun sebaiknya pilih seseorang yang tepat. Misal, kalau curhat tentang kesulitan pekerjaan Anda bisa melakukannya dengan partner kerja. Jangan curhat soal atasan dengan rekan kerja atau orang-orang di kantor. "Jangan sembarang curhat dengan orang yang kurang tepat, ini bisa berisiko," pesan Vera.  Jangan saat emosi. Pastikan jika Anda curhat, tidak dalam situasi emosi yang buruk. "Dalam beberapa hal, emosi Anda hanya boleh dikeluarkan sendiri. Usahakan kepala dingin dulu," pungkas Vera.

Tetap ada area pribadi. Tak semua hal mengenai pribadi Anda layak diketahui orang lain. Ada beberapa hal yang sifatnya hanya untuk pribadi saja. Misal, hal-hal yang membuat Anda merasa inferior, phobia yang jika diungkapkan akan menjadi titik kelemahan Anda di kelak kemudian hari, kondisi rumah tangga yang sangat dalam yang jika diketahui orang dapat mempengaruhi pandangan orang terhadap suami. Itu semua sebaiknya tak diungkapkan dalam sesi curhat karena dapat berisiko terhadap kredibilitas keluarga dan juga pribadi Anda.

Pilih topik. Setiap orang memiliki nilai-nilai berbeda yang dianut. Ada orang yang mudah mengumbar sekecil apapun hal yang terjadi pada dirinya. Adapula orang yang lebih menghargai orang yang mampu memilah konten pembicaraan. Oleh karena itu, pandai-pandailah menganalisa. Memilah topik tertentu juga perlu dilakukan. Anda tak selalu bisa mengumbar soal keuangan apalagi hutang kepada rekan kerja. Ini akan berbahaya dan menjatuhkan harga diri apalagi jika Anda bekerja di bidang tertentu.

Hindari membongkar isi rumah tangga. Jangan sesekali membicarakan "dapur"  rumah tangga Anda bersama pasangan. Ingat, ini adalah hal yang sangat intim dan tak layak menjadi santapan umum. Tetaplah berpegang pada prinsip agar tak kebablasan.

Konten dan konteks seimbang. Membuka diri boleh-boleh saja dilakukan. Tapi mencoba lebih dekat dengan rekan lewat curhat sebaiknya secukupnya saja. Hanya sejauh lawan bicara membuka diri tentang dirinya. Misal, jika lawan bicara bercerita tentang suami, Anda boleh bercerita tentang suami "sewajarnya". Kalau lawan bicara belum membuka pembicaraan tentang keluarga dan suami, Anda tak perlu nyerocos tentang  karir suami yang sedang terpuruk.  Pastikan Anda membuka diri dengan prinsip tetap sejajar.  

Bersama orang yang tepat. Curhat boleh dengan siapa saja. Namun sebaiknya pilih seseorang yang tepat. Misal, kalau curhat tentang kesulitan pekerjaan Anda bisa melakukannya dengan partner kerja. Jangan curhat soal atasan dengan rekan kerja atau orang-orang di kantor. "Jangan sembarang curhat dengan orang yang kurang tepat, ini bisa berisiko," pesan Vera.  

Jangan saat emosi. Pastikan jika Anda curhat, tidak dalam situasi emosi yang buruk. "Dalam beberapa hal, emosi Anda hanya boleh dikeluarkan sendiri. Usahakan kepala dingin dulu," pungkas Vera.

Laili / dari berbagai sumber