Arti Tangisan Bayi

By nova.id, Selasa, 21 Agustus 2012 | 23:47 WIB
Arti Tangisan Bayi (nova.id)

Arti Tangisan Bayi (nova.id)

"Ilustrasi "

1. Lihat tangisan bayi Anda sebagai komunikasi bukan alat manipulasi. Pikirkan tangisan bayi  sebagai sinyal untuk didengarkan. Dan, interpretasikan  lalu tepis ketakutan yang akhirnya membuat Anda memanjakan atau ketakutan sehingga pola pikir dikendalikan oleh tangisannya.

2. Lebih baik  awal daripada terlambat. Orangtua baru mungkin lebih percaya, semakin mereka menunda respon  terhadap tangisan bayi semakin bayi menangis lebih sedikit. Untuk beberapa hal, mereka mungkin benar.  Bayi mudah bersedih, namun dengan kepribadian yang gigih mereka akan menangis lebih keras dan dengan  cara yang lebih mengganggu.

Pelajari cara membaca sinyal pra-menangis bayi, seperti: wajah cepas, menggapai-gapai lengan, pernafasan semakin cepat, dan lain-lain. Selain itu, tanggapi sinyal "gendong aku" mengajarkan bayi, tidak harus menangis untuk dilayani. Sekali lagi, lupakan ketakutan untuk merusak aturan. Penelitian menunjukkan, bayi yang menangis akan segera belajar untuk menangis lebih sedikit layaknya bayi yang lebih tua maupun balita.

3. Respons dengan tepat. Anda tidak harus menggendong bayi tujuh bulan secepatnya, layaknya bayi berusia  tujuh hari. Dalam minggu-minggu awal, orang tua telah dapat belajar merwspon isyarat secara intuitif dan cepat untuk setiap tangisan. Jangan kehilangan kontak maka Anda dan sang bayi akan menjadi komunikator yang lebih baik. Anda akan mengetahui kapan tangisan bayi memiliki arti bahaya dan kapan Anda perlu menunda respon.

Pelajari kata ajaib untuk merespon tangisan dengan tepat. Ketahui kapan Anda dapat mengatakan "Tidak" dan kapan Anda dapat mengatakan "ya" .

Jika ragu, mengatakan "ya"  pikirkan bahwa akan lebih  mudah memperbaikinya dengan respons.  Akan  lebih sulit  memperbaiki ketidakpercayaan  yang tertanam dari kekurang-responsifan dan komunikasi terputus.

4. Tak selalu yang diinginkan bayi. Bayangkan bayi berusia tujuh bulan Anda bermain di kaki  ketika sedang menelepon. Bayi kemudian menjadi rewel dan memberikan gerakan "gendong aku". Alih-alih menjatuhkan telepon dan cemas meraup bayi yang rewel, Anda memasang wajah bahagia sembari melakukan kontak suara, "Tidak apa-apa, sayang..." . Dengan cara ini, bahasa tubuh Anda mencerminkan, "Tidak masalah, tidak ada perlu terburu-buru.." .  Dengan bahasa tubuh,  Anda dapat menyampaikan kepada sang jika bayi, jika dirinya juga perlu bahagia dan tidak perlu rewel.

Laili/ dari berbagai sumber