Waktu Memasak Makin Berkurang

By nova.id, Minggu, 7 April 2013 | 05:37 WIB
Waktu Memasak Makin Berkurang (nova.id)

Waktu Memasak Makin Berkurang (nova.id)

"Foto: Hasto "

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Dr. Drs. Ricardi S. Adnan, M.Si., mengatakan bahwa  telah terjadi pergeseran perilaku sosial yang cukup signifikan di kalangan ibu-ibu di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Batam, dan kota-kota besar lainnya dalam 10 tahun terakhir ini. 

"Semuanya dipicu oleh tingkat kesibukan yang semakin tinggi. Variasi aktivitas positif di luar rumah, seperti seminar, arisan, dan pelatihan-pelatihan pun makin banyak. Selain itu, lingkup pergaulan komunitas para ibu pun semakin luas," tambah Ricardi saat tampil dalam sebuah peluncuran produk sambal di Jakarta.

Kondisi ini semakin kompleks dengan semakin banyaknya frekuensi ibu yang juga meniti karier. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan, jumlah wanita pekerja di Indoneisa pada tahun 2011 mencapai 48,440 juta,meningkat dari tahun sebelumnya yakni 47,24 juta. Padahal, pada tahun 2009, jumlahnya baru mencapai 46,69 juta. Indikator serupa juga diperoleh ketika mempelajari kegiatan perempuan Indonesia berusia 15 tahun ke atas. 

"Semakin banyak yang memberi respons bahwa kegiatan mereka adalah bekerja. Presentasenya mencapai 79,2% pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 80,8% pada tahun 2011," papar Ricardi.

Namun, di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir ini, para ibu kian dituntut untuk lebih sering memasak bagi keluarganya. Dan, dengan semakin meningkatnya rasa bangga dari ibu-ibu jika menghidangkan masakan buatannya di tengah kesibukan yang luar biasa, solusi pun muncul. "Maka, menjamurlah tren sosial yang mengusung kepraktisan dalam segala hal, termasuk dalam kegiatan memasak," tambah Ricardi.

Hasto