Tak cuma diare, lo. Beberapa gangguan pada pencernaan yang lain juga bisa berakibat fatal jika tak segera ditangani. Apa saja yang harus diketahui orang tua? 1. Kenali tanda-tanda bahaya, misalnya anak sakit perut terus-menerus. Harus buru-buru dibawa ke dokter, karena bisa jadi ada kelainan organik di perut anak. 2. Hati-hati jika BAB anak berdarah. Bisa jadi ini disebabkan oleh sumbatan pada usus. Seringkali disertai kembung, perut tampak mengkilat. Mencret dengan sedikit darah sering disangka disentri, padahal bukan. "Ada usus atas yang masuk ke usus bawah, sehingga makanan dari atas tidak bisa turun ke bawah. Jika sampai terlambat ditangani, usus harus dipotong lalu disambung." 3. jika anak lama tidak BAB, misalnya lima hari atau seminggu sekali, Harus segera diperiksa. "Takutnya ada sumbatan di usus atau kelainan di ususnya sendiri. Bisa jadi ususnya nggak ada atau anusnya sempit. Asal diketahui secara dini, pengobatan akan lebih maksimal." 4. Seringkali, karena feses sulit keluar, anak pun BAB sedikit-sedikit. "Nah, ini sering dianggap mencret, lalu dikasih obat mencret. Akibatnya, feses malah tambah mengeras. Lama-lama, usus membengkak, melebar, dan harus dioperasi. Sebaiknya segera bawa ke dokter." 5. Sulit BAB juga bisa menandakan hirschprung, yaitu penyumbatan pada usus besar karena tidak adanya saraf (atau saraf tidak terbentuk). "Usus tidak bisa membuka, sehingga bayi lama-lama kembung. Yang lebih ditakutkan, vili-vili di usus bagian dalam akan memendek. Ini bisa memicu alergi dan diare berulang. Akibatnya, anak kurang gizi," jelas Eva. Vili usus yang memendek akan membuat penyerapan terganggu (atropi usus). "Makanan hanya numpang lewat. Jadinya seperti lingkaran setan, vili usus yang memendek menyebabkan anak kurang gizi, sementara kurang gizi sendiri tambah memperpendek vili usus, begitu seterusnya." 6. Sering terjadi, orang tua panik begitu mengetahui BAB bayi berwarna putih dan berbusa. "Tak usah cemas, biasanya BAB berbusa hanya karena faktor adaptasi saja, kok," kata Eva. Misalnya, bayi masih mendapat ASI, ibunya makan makanan yang pedas-pedas. "Kalau hanya sekali dua kali, tidak usah terlalu dikhawatirkan." 7. Stres sebabkan diare? Ya, pada anak yang lebih besar, stres malah bisa menyebabkan sakit perut seperti kolik. Misalnya anak yang belum mau sekolah, tapi orang tua memaksanya bersekolah. "Akhirnya, setiap mau berangkat sekolah, koliknya kumat. Eh, begitu nggak jadi berangkat sekolah, koliknya langsung sembuh." ***