Jangan anggap sepele jika anak mengeluh sakit perut. Banyak kelainan sistem pencernaan yang ditandai oleh keluhan seperti ini. Memilih obat yang tepat amat dianjurkan, termasuk menghindari air putih untuk anak yang diare. Ternyata, gangguan yang paling sering menyerang bayi dan balita adalah diare, disusul kemudian gangguan pernapasan. Diare termasuk gangguan perncernaan yang paling sering muncul dan membuat orang tua panik. Padahal, masih banyak gangguan pencernaan lain yang sama-sama memerlukan perhatian khusus. Menurut Dr. Eva J. Soelaeman, Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatonutrisi dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, gangguan pencernaan yang paling sering dialami bayi memang diare akut. "Diare akut itu kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi, bisa juga hanya karena salah makan." Salah makan? Ya. Contohnya, orang tua memberikan makanan yang tidak sesuai dengan usia anak. "Belum waktunya makan padat, sudah diberikan, misalnya. Selain menyebabkan diare, ini juga sering membuat anak susah buang air besar (BAB), atau BAB-nya padat." Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. "Makanya, orang tua sebaiknya memberikan ASI selama 6 bulan. Selain kandungan zatnya yang tak diragukan, ASI juga terjamin kebersihannya. Diberikannya juga langsung dari payudara ibu, tidak seperti susu formula yang dibuat di botol. Botol, kan, bisa berjamur, ada kuman, dan sebagainya. Belum lagi kalau sumber air kurang bersih," lanjut Eva. Rotavirus juga bisa menyebabkan diare. "Seperti flu, rotavirus ini tak pandang bulu. Anak yang sehat dan lingkungannya bersih pun bisa kena. Biasanya pada anak di bawah 2 tahun, enggak ada hujan nggak ada angin, mendadak diare," lanjut Eva sembari menambahkan bahwa sekarang sudah ada vaksin untuk rotavirus. Selain diare, gangguan lain adalah sulit BAB. Penyebabnya bisa karena salah makan, misalnya pemberian susu formula yang terlalu cepat kepada bayi, dan juga virus. "Makanan bayi yang paling sehat adalah ASI, karena mengandung banyak zat penting yang dibutuhkan bayi. Misalnya enzim pencernaan dan zat untuk kekebalan tubuh. Sementara pada susu formula, zat-zat tadi sudah hilang. Susu formula isinya kebanyakan hanya zat gizi saja." Diare yang disebabkan bakteri atau salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di atas 2 tahun. Selain itu, ada juga diare akibat cacingan. "Di usia ini anak sudah mulai terkena penyakit infeksi, karena sudah mulai berinteraksi dengan dunia luar. Bermain ke luar rumah, jajan sembarangan, dan sebagainya. Pola penyakitnya pun sudah berubah." Sementara pada anak yang lebih besar, mulai ada gangguan bedah, seperti usus buntu. WASPADA DEHIDRASI Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. "Tidak ada anak yang meninggal karena diare. Yang ada, meninggal karena dehidrasi," jelas Eva. "Jadi, yang perlu diwaspadai bukan diarenya, melainkan dehidrasinya. Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir. Salah satu indikator dehidrasi adalah buang air kecilnya. Selama kencingnya cukup, berarti tidak ada dehidrasi." Eva menyarankan untuk menghindari pemberian air putih kepada anak yang tengah mengalami diare. "Air putih hanya menggantikan cairannya saja, sementara elektrolitnya tidak. Berikan oralit, karena sudah disesuaikan dengan cairan yang dikeluarkan melalui BAB." Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan yang hilang lewat BAB. "Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah bisa kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja." Yang juga harus diperhatikan, jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak dan dewasa. "Pada anak, natriumnya lebih rendah. Jadi, kalau mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas, mencret setengah gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium, bisa-bsia anak koma. Disesuaikan saja kebutuhan cairan dengan oralit." Yang sering terjadi, orang tua "protes", kok, sudah dikasih oralit masih mencret juga. Untuk itu Eva menekankan, bahwa oralit memang bukan untuk menyembuhkan mencret. "Mencret bisa sembuh sendiri antara 3-5 hari. Kalau lewat dari itu, barulah perlu lebih hati-hati karena biasanya sudah disertai gangguan pencernaan, mulai ada komplikasi," jelas Eva. Misalnya, tidak bisa menyerap lemak, karbohidrat, dan lain-lain. Sementara penanganan untuk anak yang susah BAB, harus dilihat dulu. "Kalau anak sudah mulai makan, coba diberi makanan yang tinggi serat. Kalau memang masih sulit juga, sebaiknya diperiksa, apakah ada kelainan di pencernaannya." Hasto