Keuntungan Merencanakan Keluarga

By nova.id, Minggu, 30 September 2012 | 01:00 WIB
Keuntungan Merencanakan Keluarga (nova.id)

Keuntungan Merencanakan Keluarga (nova.id)

"Ilustrasi "

Cara-cara merencanakan keluarga sudah dikenal sejak zaman dahulu. Mulai dari keluarga berencana alami dengan siklus kesuburan  wanita, maupun menggunakan alat kontrasepsi dalam pencegahan kehamilan. Tujuannya untuk menjarangkan dan merancang jumlah anggota keluarga sesuai kemampuan merawat dan membesarkan anak.

Sebenarnya, ada banyak manfaat yang didapat dari perencanaan keluarga ini. Berikut beberapa ulasannya.

Kesiapan Keuangan

Merencanakan kapan harus menambah anggota keluarga  dapat ditunda sampai Anda merasa finansial siap untuk membesarkan anak. Kendati terdengar tidak mungkin Anda mampu menyisihkan ratusan juta rupiah  untuk membesarkan anak sampai usia 17, Anda akan dapat menunggu demi alasan yang tepat. Misal, sampai Anda maupun pasangan memiliki pekerjaan yang stabil. Selain itu, keluarga berencana memungkinkan pasangan untuk menjarangkan usia anak-anak sehingga dapat mengurangi beban keuangan ketika anak mulai masuk ke jenjang perguruan tinggi.

Masalah Kesuburan 

Keluarga berencana juga berdampak pada masalah kesuburan mengingat keputusan untuk segera hamil, perlu menyesuaikan dengan siklus reproduksi wanita. Menurut survai sebuah situs di internet (amazingpregnancy.com) sekitar dua puluh lima persen pasangan akan hamil pada siklus pertama usai melepas kontrasepsi, dan lebih dari setengahnya hamil setelah enam bulan. Jika Anda tidak hamil setelah satu tahun mencoba, ada baiknya mendapatkan evaluasi oleh layanan kesehatan Anda.

Manfaat Kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kehamilan yang  terlalu dekat  berisiko membahayakan  ibu dan bayi. WHO  mencatat, lebih dari 500.000 kematian saat persalinan di seluruh dunia terjadi setiap tahunnya. Sementara, perawatan kesehatan  telah secara signifikan menurunkan angka kematian ibu. Karena itu, kebanyakan dokter  kandungan menyarankan pemberian jarak antar kehamilan.

Sebuah studi di "Conception" yang dikutip  "BusinessWeek" melaporkan,  bayi yang terburu dikandung dalam enam bulan pasca kelahiran, memiliki 41 persen risiko lebih besar untuk lahir prematur. Sedangkan masalah lainnya, juga dapat menderita  berat lahir rendah dan  cacat lahir.

Laili / dari berbagai sumber