50 Sekolah Dasar Siap Melawan Demam Berdarah

By nova.id, Jumat, 2 Mei 2014 | 05:29 WIB
50 Sekolah Dasar Siap Melawan Demam Berdarah (nova.id)

TabloidNova.com - Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat dan SC Johnson bersatu mencegah demam berdarah dengan cara  melatih murid dan guru menjadi agen perubahan. Pasalnya, Indonesia adalah negara kedua dengan kasus demam berdarah tertinggi.Dalam aksi yang berlangsung Minggu (27/4) lalu, 50 Sekolah Dasar (SD) di area yang memiliki prevalensi demam berdarah tertinggi di Jakarta berpartisipasi dalam Program Lawan Demam Berdarah. Program ini didedikasikan untuk mengubah perilaku dalam mempromosikan, mengajarkan, dan mendorong aksi pencegahan demam berdarah di sekolah-sekolah.Program ini tidak hanya menyasar para guru dari sekolah yang berpartisipasi, tapi juga murid-murid terpilih untuk menjadi agen perubahan (Juru Pemantau Cilik/Jumantik Cilik) di sekolah mereka.Pada Jambore Jumantik cilik ini, 200 murid SD belajar berbagai cara pencegahan demam berdarah melalui berbagai permainan, kuis, nyanyian, dan aktivitas menyenangkan lainnya. Mereka juga akan dilatih dan didorong untuk menyosialisasikan berbagai cara kepada teman-teman dan orangtua, dalam menghasilkan efek lebih besar yaitu menciptakan sebuah lingkungan sekolah bebas demam berdarah.Untuk memastikan tercapainya perubahan perilaku pada kelompok anak tersebut, SC Johnson bersama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) akan melanjutkan proses edukasi di sekolah-sekolah sampai dengan bulan Juni 2014.Nyamuk Aedes Aegypti, yang merupakan medium utama penularan demam berdarah, aktif pada pagi hari pukul 08.00-10.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00. Rentang waktu ini menempatkan anak-anak rentan terjangkit demam berdarah."Melalui Jambore Jumantik Cilik, anak -anak ini tidak akan lagi menjadi korban potensial demam berdarah, melainkan menjadi agen perubahan," jelas  Francisco F. Guerra, Vice President Developing Markets Indonesia, General Manager SC Johnson JHHP.Edwin Yusman