TabloidNova.com - Seiring berjalannya waktu, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) melaporkan bahwa kasus penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes, osteoporosis, dan jantung, terus bertambah. Hal itu, katanya, diakibatkan kurangnya kebiasaan beraktivitas fisik pada masyarakat. Pengertian "kurang aktif" berdasarkan American College of Sport Medicine, adalah mereka yang tidak melakukan aktivitas fisik minimal tiga kali seminggu atau 30 menit per hari.
Didasari hal inilah, Exercise of Medicine (EIM), yaitu gerakan kolaboratif yang melibatkan praktisi kesehatan, pemerintah, masyarakat, dan Coca Cola (sebagai founding corporate partner yang pertama) diperkenalkan di Amerika Serikat pada 2007. Tujuannya adalah mempromosikan dan mendorong perilaku hidup sehat yang aktif dan seimbang. Di Indonesia,Coca Cola bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) melatih 40 dokter umum untuk mendapatkan sertifikat EIM. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini memiliki misi mendorong dokter umum dan personal trainer (PT) untuk memasukkan aktivitas fisik sebagai resep pencegahan dan pengobatan medis. Ditargetkan di tahun 2014 ini EIM memsertifikasi 120 dokter umum dan 30 fitness instructor.
Yang menjadi sasaran utama adalah dokter pelayanan primer, yaitu dokter yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan, seperti dokter-dokter puskesmas dan dokter umum. Harapannya, mereka bisa menjadikan aktivitas fisik sebagai tanda vital pemeriksaan. "Dengan resep ini, pasien penyakit tidak menular (PTM) yang datang ke dokter akan mendapatkan resep obat olahraga, sehingga masalah kesehatannya bisa benar-benar tuntas," ujar dr Inggriani Husen, SpKO, Ketua National Task Force Indonesia SeGar, saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (25/4). "Biasanya dokter akan memeriksa tensi darah, nadi, dan suhu pasien. Saat itu harusnya mereka juga menanyakan apa aktivitas fisik Si Pasien. Hal itu bisa dijadikan diagnosa serta penentuan pengobatan selanjutnya," terang dr Grace Tumbelaka, SpKO, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Olahraga. Pasien bisa menuntut ke dokter supaya diberi resep olahraga. Olahraga yang dimaksud bukanlah yang harus berprestasi. Yang penting adalah cukup bergerak saja.
Sedangkan PT diikutsertakan agar mereka bisa memberikan nasihat program latihan fisik yang baik bagi pasien. "Selama ini kalau pasien mendatangi PT, PT-nya malah akan menyarankan pasien untuk ke dokter saja. Jadi ini seperti lingkaran setan. Penyakit tidak kunjung sembuh," kata Inggriani lagi. Inggriani menyarankan, tiap-tiap orang melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit per minggu atau tiga kali seminggu dengan masing-masing durasi 50 menit setiap kali latihan (tidak termasuk pemanasan dan pendinginan). Ester Manulang