Komplikasi Anak

By nova.id, Selasa, 12 Januari 2010 | 22:35 WIB
Komplikasi Anak (nova.id)

Komplikasi Anak (nova.id)

""

Logikanya, komplikasi memang bisa terjadi di semua organ tubuh, karena gula darah ada dimana-mana. Namun, beberapa komplikasi yang paling sering terjadi antara lain gangguan penglihatan (retinopati diabetikum), jantung, dan ginjal. Tujuan utama pengobatan DM adalah mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Selain suntikan insulin, pengobatan DM lainnya meliputi pengendalian berat badan, olah raga, dan diet. "Diet pada anak agak berbeda. Kita tidak bisa memaksa anak berdiet terlalu ketat, karena anak-anak itu, kan sedang dalam masa pertumbuhan." Jadi, lanjut Endang, "Konsumsi karbohidratnya diturunkan, tapi protein dan lemak tetap. Anak diperbolehkan makan seperti biasa, baru kalau gula darahnya tinggi, dosis insulinnya yang dinaikkan. Tapi, harus dilihat juga. Kalau minta cokelat yang berlebih, ya jangan," kata Endang. Olahraga juga sangat penting. "Biarkan saja anak berolahraga. Yang penting jangan olahraga yang sifatnya prestasi." JAUHI STRES Faktor emosi ternyata juga sangat berpengaruh terhadap penderita diabetes. "Kadang-kadang orang tua juga yang salah, menganggap anak sakit serius, sehingga perhatiannya jadi berlebihan. Akibatnya, anak memanfaatkan kekhawatiran orang tua tersebut," kata Endang. Misalnya, anak menolak disuntik insulin atau mogok makan sebelum permintaannya dipenuhi. Anak panas atau tidak mau makan juga sering membuat orang tua tidak memberikan insulin pada anak. "Ini juga keliru. Walaupun anak tidak makan, tetap harus disuntik insulin, karena kalau tidak, justru lebih bahaya dan bisa menjadi ketoasidosis diabetikum. Lemak di tubuh pecah menjadi gula, sehingga anak tidak sadar atau koma." Stres yang dialami anak juga bisa membuat kadar gula darahnya turun sehingga terjadi hipoglikema (kadar gula darah rendah). Misalnya, menghadapi ujian. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya bersikap tenang. "Tak perlu terlalu khawatir. Enjoy saja, yang penting tahu apa yang harus dilakukan. Kalau sakit anak berat, segera bawa ke RS." BELAJAR MANDIRI Salah satu kegiatan bagi para penderita DM anak-anak adalah diabetic camp (DC), yang secara rutin diselenggarakan oleh Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrin Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). "Biasanya diadakan pas liburan dan diikuti penderita dari seluruh Indonesia," jelas Endang yang juga aktif di UKK Endokrin. Selain DC, UKK Endokrin juga menerbitkan buletin khusus "IKADAR." Tujuan DC adalah menjadikan pasien diabetes agar bisa mandiri. "Acaranya kumpul-kumpul, kemah, sambil mendidik mereka agar mandiri dengan diabetes," lanjut Endang. Misalnya, mengenal tanda-tanda hipoglikemik (kekurangan gula di dalam darah). "Kalau sudah berkeringat dingin, lemas, kesemutan, mereka harus cepat-cepat minum air gula, dan sebagainya," jelas Endang. Pasien anak tersebut diberi pemahaman bahwa diabetes bukanlah penyakit mengerikan, bukan momok yang harus ditakuti. "Mereka juga diajarkan bagaimana memeriksa gula darah sendiri, memeriksa kencing sendiri, menyuntik insulin sendiri, mengukur berapa kebutuhan kalori makanan yang mereka asup, dan sebagainya. Dengan begitu, mereka akan mandiri." Dok. Nova