Ketika Nusya Belajar Meditasi

By nova.id, Rabu, 23 April 2014 | 01:00 WIB
Ketika Nusya Belajar Meditasi (nova.id)

TabloidNova.com - Bertempat di Toko Buku Gramedia Basuki Rahmat, Malang,  Minggu (13/4) lalu, Nusya Kuswantin menggelar diskusi bukunya yang berjudul Pengalaman Pribadi Belajar Meditasi. Diskusi dipandu oleh komikus yang juga seorang violis kota Malang, Aji Prasetyo.  Buku setebal 164 yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama ini bukan berisi tentang tuntunan cara bermeditasi tapi berisi cerita Nusya ketika belajar meditasi untuk mencari ketenangan. Hal ini dilakukannya setelah mengalami cobaan berat dalam hidup karena ditinggal orang-orang tercintanya. Setelah kematian suaminya akibat kecelakaan, lalu 7,5 tahun kemudian anak semata wayangnya  menyusul meninggal di meja operasi Nusya menjadi limbung. "Saya melakukan berbagai macam untuk mendapatkan ketenangan.  Mulai dari pendekatan agama sampai mistik," kata wanita asal Singosari, Malang, yang pernah jadi wartawan dan penyiar radio NHK di Jepang tersebut.Namun luka batin yang amat dalam itu lama-kelamaan sirna dan akhrinya bisa berdamai dengan dirinya setelah ia belajar meditasi. Dari meditasi pula ia menemukan makna iklhas seutuhnya.  "Setelah belajar meditasi saya batin saya sangat tenang.  Apapun  yang terjadi dalam hidup saya bisa menerima apa adanya," kata wanita yang pernah bekerja di UNHCR sebuah badan PBB yang mengurusi pengungsi paska jajak pendapat Timor Leste.Dalam bukunya, mantan wartawan Kompas yang kini melanjutkan S2 jurusan antropologi UGM tersebut menulis dengan sederhana. Kendati ada bab-bab yang "serius", bahkan mengharu biru, namun di bab-bab lain terselip cerita-cerita lucu.Diskusi sendiri berlangsung gayeng. Saking gayengnya waktu yang dijadwalkan hanya berlangsung 1,5 jam molor hingga 2,5 jam lebih.  Diskusi itu sendiri adalah diskusi yang kedua, sehari sebelumnya acara serupa digelar di Kafe Kelir, Rampal, Malang.Gandhi Wasono