- Berbalik dan pergilah jika Anda sedang dilanda amarah. Pikirkan Anda perlu sedikit waktu sendiri dan meninggalkan arena. Ini lebih baik ketimbang menuruti ego untuk berargumentasi sementara ada anak-anak di dekat Anda.
- Lakukan sedikit aktivitas berjalan kaki atau aktivitas lain yang merelaksasi.
- Setelah relaksasi, coba tuliskan semua yang menjadi buah pikiran dan perasaan. Ini adalah materi yang perlu Anda bahas nantinya dengan pasangan.
- Jika sekembalinya Anda di rumah masih anak-anak, sampaikan catatan Anda pada pasangan.
- Isyaratkan pada pasangan ketika Anda ingin berbicara mengenai hal tersebut. Buat semacam bahasa kode yang Anda berdua saja mengerti.
- Pastikan Anda dan pasangan memiliki tempat pribadi untuk berbicara secara rahasia. Ini akan mempermudah ketika Anda dan pasangan menyampaikan keluhan dan menyelesaikan selisih paham.
- Hapus kata-kata kotor, negatif dan tidak pantas dari kosa kata Anda dan pasangan. Berjanjilah bersama, dalam kondisi apapun kata-kata ini tidak boleh keluar.
- Ekspresikan kebutuhan Anda secara terbuka pada pasangan. Hanya karena telah menjadi bagian hidupnya bukan berarti Si Dia tahu segalanya. Nyatakan apa yang Anda butuhkan dengan jelas, lugas dan tenang.
- Selesaikan masalah dengan kerja sama bukan persaingan ego. Jika perlu, luangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum memulai diskusi mencari solusi.
- Berbagilah momen nan damai untuk menegaskan kembali ikatan batin diantara Anda berdua. Saat keputusan dan resolusi telah tercapai, ikatan yang kuat tidak akan menyisakan kekesalan. Momen nan damai ini dapat diperoleh dengan 60 detik saling berdiam, atau satu menit saling menatap ke dalam mata pasangan.
Laili / dari berbagai sumber