Ketika Anda dalam posisi lebih sukses dari suami, baik secara finansial maupun non-finansial, sudah sepatutnya Anda tetap menghargai usaha suami dan menjaga sikap agar tidak mengusik harga dirinya. Misalnya, ucapkan "Saya tidak masalah karena saya tahu kamu pekerja keras. Kamu juga berdedikasi dan selalu bekerja dengan baik. Beberapa waktu ke depan mungkin giliran kamu yang mengalami kenaikan karier."
Ucapan yang demikian, menurut Nina, jika dilengkapi dengan sikap Anda yang menghargainya, akan menepis kemungkinan percekcokan rumah tangga. "Karena kuncinya dari gaya istri juga. Jika gaji istri lebih tinggi lalu istri bertingkah, mengatur, mencela, tidak mau nurut, dan tidak mendengar apa kata suami, itu sangat mungkin memicu masalah besar," tutur Nina. Jadi, keadaan finansial ini seharusnya tidak memengaruhi kedudukan Anda di depan suami. Bukan berarti karena gaji lebih besar lantas Sang Istri dapat berbuat semena-mena.
Demi menjaga kelangsungan hidup berumah tangga, sebaiknya hindari juga pembahasan mengenai penghasilan jika tidak dalam konteksnya, apalagi mencela pendapatan suami. Pasalnya, menurut Nina, mayoritas laki-laki memiliki harga diri yang tinggi, meskipun tidak semuanya. "Jadi istri harus menjaganya. Jangan sampai memperlihatkan bahwa kita tidak puas dengan gaji suami, apalagi mencela atau melecehkan. Itu bisa mengancam harga diri suami," kata Nina.
Sebaliknya, jika kita memberi kepercayaan serta dorongan semangat, suami dengan ambisinya justru bisa terpacu untuk bekerja dan memberi yang lebih baik untuk keluarga.
Pos-Pos Pengeluaran
Pikiran semacam, "Walaupun gaji saya tinggi, tapi tetap hidup saya dari suami," dapat membuat istri tetap ingat akan jasa dan usaha suami untuk keluarga. Sementara untuk mendukungnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika suami dan istri membuat alokasi pendapatan.
Berikut tips Nina untuk mengelola pendapatan bersama dan menghindari perselisihan:
1 Hindari banyak membahas tentang penghasilan, baik hanya di antara kalian berdua, di hadapan anak, apalagi di depan orang lain.
2 Akali dengan memiliki tabungan bersama untuk kepentingan operasional rumah tangga. Tabungan tersebut diisi suami dan istri. Jadi, tidak ada perbandingan yang kentara antara Anda dan suami.
3 Alokasikan untuk hal yang berbeda. Misalnya gaji istri biar ditabung untuk biaya masuk sekolah anak, membeli baju keluarga, atau untuk berlibur. Sementara gaji suami untuk keperluan sehari-hari seperti urusan rumah, makan, dan transportasi. Sehingga ia tetap merasa telah menghidupi keluarganya.
ANNELIS BRILIAN