Tabloidnova.com - Rabu (18/2), jenazah TKI Sri Wahyuningsih, akhirnya tiba di kampung halamannya, Perum Bukit Cemara Tidar I/2 No 21 kelurahan Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Malang (Jawa Timur).
Sri dikabarkan terjatuh dari lantai 2 rumah milik majikannya pada 4 Januari lalu, kemudian meninggal dunia dua hari setelahnya. Sejak berita kematian Sri diterima keluarganya, tampaknya butuh waktu 45 hari untuk memulangkan jenazahnya ke kampung halaman.
Ibunda Sri, Ruwiyah, tampak sangat tegar saat menerima kepulangan putrinya yang kini tanpa nyawa itu. Ruwiyah pun ikut mempersiapkan sendiri segala urusan untuk melakukan upacara pemakaman putri bungsunya itu.
"Kemarin (jenazah) sampai di Bandara Juanda pukul 23.00 WIB. Sampai rumah Rabu (18/2) dini hari jam 01.30 WIB. Langsung saya mandikan dan bersihkan, lalu saya kafani. Tadi pagi jam 07.00 WIB sudah langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Karang Besuki," jelas Ruwiyah dengan tabah.
Menurut Ruwiyah, bau formalin langsung tercium sangat menyengat saat peti jenazah TKI yang bekerja di negara Taiwan itu dibuka di rumahnya. Bahkan Ruyiwah dapat dengan jelas melihat, jenazah putri bungsunya itu masih tampak segar, bahkan masih mengeluarkan darah dari kepala, hidung, dan paha kanannya.
Namun, lanjut Ruwiyah, pipi korban tampak membengkak dan terdapat lebam pada bagian dada korban, serta bekas suntikan infus di tangan kiri dan kanannya.
Yang lebih mengherankan lagi bagi Ruwiyah, jenazah TKI Sri Wahyunigsih memakai pakaian lengkap, terdiri dari baju atasan, celana jins, kaos kaki, serta bersepatu. "Dari Depnaker katanya sudah disucikan dan dikafani. Tapi setelah dilihat, ternyata belum, jadi segera kami sempurnakan," imbuh kakak ipar Sri, Aniek Ekawati.
Kendati begitu, Aniek mewakili pihak keluarga menyatakan, keluarga besar Sri menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah dan memilih langsung menguburkannya Rabu (18/2) pagi.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com
SUMBER: TRIBUNNEWS