Dua Pasien RS Siloam Meninggal Setelah Disuntik Obat Bius

By nova.id, Selasa, 17 Februari 2015 | 09:56 WIB
Dua Pasien RS Siloam Meninggal Setelah Disuntik Obat Bius (nova.id)

Tabloidnova.com - Dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, meninggal dunia setelah pemberian obat anastesi Buvanest Spinal. Kasus ini terjadi pada pasien operasi caesar dan urologi. Kedua pasien meninggal dalam waktu berdekatan pada tanggal 12 Februari 2015.Buvanest Spinal adalah obat produksi PT Kalbe Farma yang diduga bukan berisi bupivacaine atau untuk pembiusan, melainkan asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan.

"Ini kebetulan saja etiketnya atau bungkusannya itu yang tertukar. Jadi, sangat menyedihkan ini terjadi," ujar Kepala Hubungan Masyarakat RS Siloam Heppi Nurfianto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Heppi menjelaskan bahwa obat bius jenis Buvanest yang diterimanya dari produsen PT Kalbe Farma awalnya telah disuntikkan seperti biasa ke spinal atau tulang belakang pasien. "Prosedur sudah sesuai semua, baik operasi urologi maupun caesar."Namun, setelah disuntikkan, terjadi gejala yang tidak wajar. Pasien merasa gatal-gatal dan mengalami kejang-kejang. Melihat hal tersebut, tim operasi langsung membawa kedua pasien yang dioperasi dalam waktu yang berdekatan ke ruang ICU. 

"Pasien kontradiksi, gatal-gatal, sampai kejang, kemudian meninggal. (Salah satunya) Pasien obgyn, bayinya selamat," kata Heppi.

Menurut Heppi, RS Siloam akan memberikan keterangan lebih lanjut dalam waktu dekat bersama pihak Kementerian Kesehatan, Kalbe, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Sementara itu, pihak Kalbe juga telah melakukan penarikan semua produk Buvanest dari pasaran. Investigasi lebih lanjut tengah dilakukan bersama BPOM.

"Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah memberikan safety alert, dan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi, menghentikan penggunaan obat Buvanest itu untuk kehati-hatian sambil menunggu hasil investigasi menyeluruh," terang Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparingga saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Sementara itu, Manajer Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Hari Nugroho mengatakan, penarikan Buvanest Spinal merupakan insiatif Kalbe sebagai tindakan pencegahan. Namun, ia enggan berspekulasi apakah penarikan Buvanest Spinal 0,5 persen itu berkaitan dengan kasus meninggalnya dua pasien di RS Siloam.

"Kita memang melakukan evaluasi Buvanest dan inisiatif melakukan penarikan. Kita juga telah berkoordinasi dengan BPOM," terang Hari.

Kompas.com/Dian Maharani