Tabloidnova.com - Pada dasarnya, penanggalan Tionghoa dipengaruhi dua sistem, yaitu sistem Gregorian dan sistem Bulan-Matahari, di mana satu tahun terbagi rata menjadi 12 bulan. Sehingga tiap bulannya terdiri dari 29 ½ hari.
Penanggalan ini masih dilengkapi pembagian 24 musim yang amat erat hubungannya dengan perubahan yang terjadi pada alam. Sehingga, pembagian musim ini terbukti amat berguna bagi pertanian dalam menentukan saat tanam maupun saat panen.
Selain pembagian musim, dalam penanggalan Tionghoa juga dikenal istilah Tian Gan dan Di Zhi yang merupakan cara unik dalam membagi tahun-tahun ke dalam hitungan siklus 60 tahunan.
Ada pula hitungan siklus 12 tahunan, yang dikenal dengan nama "Shio", yang terbagi ke dalam shio Tikus, Sapi, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi.
Kesimpulannya, penanggalan Tionghoa tak hanya mengikuti satu sistem saja, tapi ada beberapa unsur yang memengaruhi, yaitu musim, lima unsur, angka langit, shio, dan lainnya.
Kendati demikian, semua perhitungan hari ini dapat terangkum dengan baik menjadi satu sistem "Penanggalan Tionghoa" yang baik, lengkap, dan harmonis. Bahkan hampir bisa dikatakan, sempurna karena sudah mencakup "Koreksi". Sebagai contoh "Lun Gwe", yang merupakan bulan untuk mengoreksi setelah satu periode tertentu.
Dan sebagai perayaan besar bagi masyarakat Tionghoa, saat merayakan Tahun Baru Imlek mereka biasanya melakukan beberapa hal unik. Misalnya, menggantung lentera merah, membunyikan petasan, dan menyembunyikan sapu.
Di samping itu, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia juga pada umumnya akan mulai menempel gambar Dewa Penjaga Pintu pada hari-hari perayaan Imlek.
Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com