ACT Membantu Warga Pulau Kera

By nova.id, Kamis, 20 Maret 2014 | 11:52 WIB
ACT Membantu Warga Pulau Kera (nova.id)

ACT Membantu Warga Pulau Kera (nova.id)

"Ilustrasi. Foto: Dok. ACT "

Hamparan pasir putih, birunya laut, jenis ikan karang, terumbu karang, sunrise dan sunset yang terlihat jelas hingga lokasi diving dan snorkling yang eksotis. Dengan panjang yang tak lebih dari 1 kilometer, pulau yang berhadapan langsung dengan Teluk Kupang ini dapat dijamah disetiap sudutnya.

Sayang, di tengah keindahannya itu, lebih dari 100 kepala keluarga atau sekitar 400 jiwa penduduk Pulau Kera masih terisolir. Masyarakat Pulau Kera kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. Selain tak memiliki KTP, mereka juga terdiri para dhuafa. Di pulau ini tidak ada air bersih, tidak ada listrik (penerangan) dan rumah yang tidak layak huni. Kebutuhan mendesak seperti air bersih tak terperhatikan.

Selama ini, warga selalu mengambil air bersih dengan datang membelinya di Kupang. ujar Warga Pulau Kera selama ini membeli air bersih seharga Rp 2.500/jerigen berisi 5 liter plus ongkos perahu Rp 2.500 membuat mereka harus merogoh kantong hingga Rp 5.000/jerigen.

Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama mitra LAZ Yaumil PT Badak NGL Bontang membangun sarana instalasi air bersih untuk masyarakat penghuni Pulau Kera. Eksekusi program air bersih itu dikerjakan selama kurang dari satu minggu sejak sosialisasi program kepada masyarakat hingga selesai air mengalir.

Menurut Dede Abdul Rohman, koordinator implementasi program air bersih ACT, masyarakat Pulau Kera yang mayoritas nelayan tersebut sangat aktif berpartisipasi dalam pengerjaan program air bersih itu. "Antusias masyarakat Pulau Kera luar biasa. Mereka bahu-membahu bergotong royong sejak pengadaan bahan-bahan material dari Kupang, kemudian diangkut kapal  kayu bermesin ke pulau hingga pembangunan instalasi air tersebut," ujarnya.

Pembangunan instalasi air bersih dan listrik di Pulau Kera bukan tanpa hambatan. Diawali sosialisasi program kepada masyarakat, survey lokasi, hingga mencari bahan-bahan yang diperlukan sangat sulit dicari di Kupang dan sangat mahal. Mengangkut material pun dengan menggunakan  kapal kayu bermotor terkadang harus menghadang ombak yang tinggi saat cuaca kurang bersahabat. Belum lagi perahunya sempat mati di tengah lautan karena mesinnya terendam.

"Sempat terombang-ambing perahu di tengah lautan, sudah setengah jam masih belum bisa jalan dengan gelombang dan angin besar. Hanya satu harapan saya, mudah-mudahan ada kapal yang lewat," ucap Dede.

Pekerjaan program intalasi air bersih mulai dari penggalian untuk pipa dari titik sumur yang disalurkan ke pemukiman warga sepanjang lebih dari 500 meter. Kemudian memasang tiang tower untuk menaruh tangki air dengan kapasitas dapat menampung 2.300 lt air. Dari pipa-pipa itu disalurkan air bersih ke masjid dan rumah-rumah warga. Usai pembangunan sanitasi air, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan instalasi listrik dengan menggunakan mesin disel.

"Berkat partisipasi aktif masyarakat Pulau Kera, Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar. Sekarang sanitasi, instalasi air bersih dan listrik,  warga pulau Kera sudah bisa menikmati," katanya.

Edwin